Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Suryanto Cahyono mengatakan, arus balik bisa lebih macet dibanding arus mudik karena waktu yang lebih pendek. Pemerintah akan menyiapkan skema penanganan agar kejadian ini tak terulang.
"Kami tadi sudah koordinasi dengan posko di Brebes. Itu ada helikopter dan ambulans, jadi sedang dirancang oleh teman-teman yang ada di posko untuk mempermudah masyarakat meminta pertolongan," kata Suryanto kepada Metrotvnews.com, Selasa (5/7/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kemenkominfo) menyiapkan nomor telepon khusus yang dapat dihubungi pemudik saat mengalami kesulitan di jalanan. Nomor telepon khusus ini akan langsung terhubung kepada posko terdekat dengan lokasi mereka.
"Sehingga nanti langsung dari posko bisa mengirim ambulans atau helikopter," tambah dia.
Pemerintah terkait akan membahas hal ini besok setelah melaksanakan salat Idul Fitri. Suryanto mengatakan, setidaknya ada dua helikopter yang tersedia di wilayah Randegan, Losari, Brebes.
Dua helikopter itu milik kepolisian. Helikopter ini biasa digunakan polisi untuk patroli dan memantau aktivitas lalu lintas sepanjang jalur mudik. "Juga bisa evakuasi ketika dibutuhkan. Lalu akan dibawa ke check point terdekat, karena helinya kan tidak bisa mendarat di sembarang rumah sakit," pungkas dia.
Kemacetan di Pintu Keluar Tol Brebes Timur, Jawa Tengah, menelan korban. Sebanyak 12 orang meregang nyawa akibat berbagai hal diduga dipicu kelelahan fisik akibat kemacetan parah yang berlangsung selama hampir tiga hari berturut-turut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Sri Gunadi Prawoko mengaku kesulitan untuk mengevakuasi jenazah karena kesulitan menembus kemacetan. "Masalah yang paling sulit adalah evakuasi jenazah," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (YDH)
