medcom.id, Jakarta: Humas PT KAI Daops I, Bambang Prayitno tak menampik masih ada calo-calo tiket kereta api yang hendak 'membodohi' petugas. Namun, jumlahnya memang terbilang sedikit jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
 
"Masih ada, tapi ya itu sedikit sekali. Paling hanya nol koma sekian persen," kata Bambang, saat berbincang dengan Metrotvnews.com, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (11/7/2015).
 
Bambang menyebut, hanya ada enam calon penumpang yang kedapatan menggunakan jasa calo untuk mendapatkan tiket kereta api dalam kurun Januari-Mei 2015. Keenamnya pun akhirnya gagal berangkat ke tempat tujuan.
Bambang menjelaskan, modus operasi calo terbilang baik. Mereka memalsukan identitas dengan memanipulasi foto KTP.
 
"Jadi mereka beli tiket, terus tawarin ke orang. Minta KTP mereka (korban) dan foto korban. Lalu di-scan, jadilah foto mereka dengan nomor KTP milik si calo," jelas Bambang.
 
Bambang menjelaskan, rata-rata pengguna calo adalah pemilik KTP model lama, bukan e-KTP. Dia mengatakan, e-KTP lebih sulit dipalsukan.
 
"Justru (operasi) mereka tergolong rapi. Jadi mereka manipulasi KTP itu, lalu dilaminating. Tapi memang kalau memalsukan e-KTP itu sulit," katanya.
 
Meski kedapatan memalsukan identitas, PT KAI tak memberi sanksi khusus seperti diseret ke ranah pidana. Efek jeranya, PT KAI hanya melarang mereka yang menggunakan jasa calo dan memalsukan identitas melanjutkan perjalanan.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TII)