Namun, di balik euforia Lebaran, mayoritas pemudik sepeda motor mengabaikan aspek keselamatan. Bahkan pengguna sepeda motor disebut menjadi salah satu faktor terbesar terjadinya kecelakaan lalu lintas.
"Sepeda motor memang efektif, murah, cepat, dan dinamis. Tapi ketika bicara keselamatan ini yang harus dipikirkan. (Mayoritas pemudik sepeda motor) kurang menghargai asas keselamatan," kata Direktur Keamanan dan Keselamatan Korp Lalu Lintas Polri Brigjen Chryshnanda Dwilaksana, dalam Metro Pagi Primetime, Sabtu, 9 Juni 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Chryshnanda mengingatkan bahwa sumber daya manusia adalah aset utama bangsa. Mudik menggunakan sepeda motor memang tak dilarang, namun aspek keselamatan harus menjadi prioritas utama.
Menurut Chryshnanda satu nyawa yang hilang sangat berharga. Perlu diingat bahwa kecelakaan lalu lintas bisa menjadi pintu masuk kemiskinan. Tak hanya karena korban meninggal, mereka yang terluka pun berpotensi tak lagi produktif pascakecelakaan.
"Ini yang harus ditanamkan. Ketika berlalu lintas kita bisa jadi korban, pelaku, atau penyebab kecelakaan. Terpenting lalu lintas adalah refleksi budaya bangsa yang harus dibangun secara komprehensif dan sistematis," ungkap dia.
Sementara itu, Instruktur Safety Riding Indonesia Defensive Driving Center (IDDC) Adrianto Wiyono mengatakan persoalan utama pemudik sepeda motor adalah kesadaran akan faktor risiko yang diabaikan.
Mayoritas pemudik sepeda motor sadar akan risiko lalu lintas saat mudik. Namun tidak diiringi dengan upaya pencegahan dan tidak berupaya untuk meminimalisasinya.
"Kesadaran mereka kan risiko (kecelakaan) masih rendah. Salah satunya berboncengan lebih atau membawa banyak barang saat mudik," kata dia.
Menurut Adrianto faktor keseimbangan adalah hal utama dalam mengoperasikan kendaraan roda dua. Ketika jumlah penumpang tak sesuai diikuti dengan banyaknya barang bawaan tentu akan memengaruhi keseimbangan.
"Berboncengan banyak atau bawa banyak barang akan mengubah center of gravity yang kemudian memengaruhi keseimbangan. Ketika menghadapi kondisi darurat, tidak akan mudah untuk bermanuver," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (MEL)
