Penggunaan pesawat tanpa awak yang sudah dilengkapi kamera pengawas itu dianggap sangat efektif ketimbang helikopter. "Drone akan melihat di mana titik macet agar bisa segera diurai," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Muhamad Iqbal, Selasa (30/9/2015).
Setelah titik macet diketahui, lanjut dia, personel lalu lintas langsung ke lokasi dan mengalirkan laju kendaraan yang tersendat. Drone pun akan terkoneksi dengan Regional Traffic Management Centre (RTMC) Polda Metro Jaya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Selain memantau simpul macet yang diprioritaskan untuk diurai, peluncuran drone juga berfungsi untuk meng-cover sesuatu hal yang tidak bisa di-cover TMC," kata dia.
Hal senada disampaikan Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Risyapudin. Katanya, ada lima unit UAV yang disiapkan untuk memantau lintasan pemudik, seperti dari Bekasi arah Karawang (Pantura) dan Tangerang arah Banten.
UAV memiliki spesifikasi berat sekitar 2,5 kilogram, kamera video beresolusi tinggi HD 1.080 pixel, kecepatan video 60 frame per detik, dan mampu terbang hingga ketinggian 500 kaki. Bahkan, jarak kontrol dengan kamera pengawas diperkirakan mencapai tiga kilometer.
Sebagai contoh, harga UAV DJI Phantom 2 ditaksir Rp15 juta per unit. Pesawat tersebut dikendalikan dengan remote control atau aplikasi smartphone dan mampu terbang selama 15 menit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (TRK)
                                                        
								
								
								
								
								
								
								
								
								
	
			        
			            