Kok bisa begitu? Ya, bisa. Soalnya, Bupati Yoyok memang sengaja menyulap rumahnya menjadi rest area bagi pemudik. Siapa saja boleh mampir atau singgah.
“Saya kasihan melihat pemudik kelelahan," kata Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo, baru-baru ini.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

Bupati Yoyok berswafoto bersama warga Batang di Jakarta.MTVN/M Rodhi Aulia
Ada dua pertimbangan mengapa Yoyok menelurkan kegiatan ini. Pertama, lokasi rumah dinas persis ada di tepi jalur Pantura, tepatnya di belakang alun-alun Kota Batang. Kedua, luas dan fasilitas di rumah dinas cukup lengkap.
Yoyok mengatakan, pemudik yang hendak salat bisa mampir ke Masjid Agung Batang. Mereka yang lelah boleh beristirahat di halaman rumah dinas dan menikmati aneka jajanan khas Batang.
Ada pula posko kesehatan yang dilengkapi tenaga medis serta mobil ambulance, dan kursi pijat. Wartawan juga disediakan area khusus.

Bupati Yoyok di tengah warga Batang di Jakarta.MTVN/M Rodhi Aulia
Rest area di rumah Bupati Yoyok dibuka mulai 1 Juli sampai 10 Juli 2016. Tapi, sejatinya, selama dipimpin Yoyok, rumah dinas bupati selalu terbuka 24 jam. Siapa saja boleh datang dan masuk.
“Rumah dinas bupati adalah rumah rakyat. Tidak akan jadi lambang kekuasaan, tapi jadi tempat memecahkan masalah seluruh warga,” ujar Yoyok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (ICH)