Perlahan tapi pasti, sektor propertipun kini mulai membaik dan terus bergerak ke arah positif seiring membaiknya kondisi ekonomi dan beberapa stimulus yang diberikan pemerintah di bidang properti, mulai dari DP 0% hingga insentif PPn (Pajak Pertambahan Nilai).
Hal tersebut meningkatkan gairah masyarakat untuk membeli properti di tengah pandemi covid-19. Bahkan, 2022 sektor properti diprediksi bisa tumbuh hingga double digit dengan asumsi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.
Pengamat properti yang juga pendiri Panangian School of Property Panangian Simanungkalit, sempat mengatakan kepada media, dirinya optimistis pertumbuhan sektor properti di 2022 bisa di atas 10 persen.
"Tahun depan, diperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5 persen. Kalau itu terjadi, tentu saja akan terjadi pemulihan sektor properti, di mana perumahan akan menjadi dominan, terutama perumahan tapak," kata Panangian beberapa waktu lalu.
Potensi besar di industri properti pada 2022 dan tahun selanjutnya tersebut tetap membutuhkan dukungan sektor perbankan. Ekspansi perbankan dalam pembiayaan perumahan mutlak diperlukan untuk menggenjot kebangkitan sektor properti.
Dalam mendukung kebangkitan sektor properti PT Bank Tabungan Negara (BTN) telah melakukan berbagai strategi agar pembiayaan perumahan lebih masif lagi terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk bisa memiliki rumah impian. Ekspansi Bank BTN juga untuk mendukung suksesnya program sejuta rumah yang digagas pemerintah.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan sektor properti berpeluang besar bangkit pada tahun ini akibat booming harga komoditas. Meski demikian, ada faktor covid-19 yang masih menjadi penghambat sektor properti untuk melesat.
Untuk itu, dia menegaskan kunci bagi sektor properti masih sama dengan sektor ekonomi lainnya, yaitu terkendalinya covid-19.
"Kalau pemerintah mampu mencegah terjadinya gelombang tiga, pertumbuhan kredit properti akan lebih tinggi, di kisaran 9-10 persen," ujarnya.
Ia juga meyakini industri properti pada 2022 dan tahun selanjutnya tetap membutuhkan dukungan sektor perbankan. Dasarnya, sebagian besar penjualan properti masih mengandalkan kredit, baik KPR maupun KPA. Selain itu, perbankan juga mendukung sektor properti melalui kredit konstruksi dan modal kerja bagi para developer.
"BTN adalah ujung tombak pemerintah dalam program penyediaan rumah rakyat khususnya bagi kelompok masyarakat menengah bawah. BTN menjadi jangkar dalam melaksanakan program-program bantuan pembiayaan perumahan dari pemerintah. Untuk itu penguatan permodalan BTN memang dibutuhkan," ujarnya.
Sejak 2015 hingga 2021, BTN diketahui telah menyalurkan KPR hingga Rp425 triliun. Selain itu, BTN juga melibatkan 8.380 developer dan telah mengerjakan 11 ribu proyek.
Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan capaian ini membuktikan konsistensi BTN dalam penyaluran pembiayaan kepemilikan rumah.
"Kita konsisten main di perumahan, market share kami 86 persen, total KPR 40 persen, kita sudah salurkan Rp425 triliun KPR dari tahun 2015-2021," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News