BTN targetkan pembiayaan 300 ribu rumah. Ilustrasi: Shutterstock
BTN targetkan pembiayaan 300 ribu rumah. Ilustrasi: Shutterstock

BTN Targetkan Pembiayaan hingga 300 Ribu Rumah Tahun Depan

Rizkie Fauzian • 01 November 2021 18:00
Jakarta: Sektor properti diperkirakan membaik seiring dengan pemulihan ekonomi nasional yang terus berlangsung. Selain itu, kebutuhan hunian juga terus meningkat selama pandemi covid-19, terutama dari kalangan milenial.
 
Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu semakin optimistis dengan prospek industri properti. Hal tersebut seiring kebutuhan milenial miliki rumah yang tinggi. 
 
"BTN sudah menyiapkan infrastruktur pendukung untuk bisa memenuhi kebutuhan rumah yang tinggi. Kami targetkan tahun depan bisa melakukan pembiayaan rumah sekitar 250 ribu hingga 300 ribu unit," jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin, 1 November 2021.

Dia menuturkan, kebutuhan rumah yang tinggi saat ini akan menjadi sentimen positif bagi perseroan untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada para nasabah.
 
"Kebutuhan pemilikan rumah yang tinggi harus diimbangi oleh kecepatan dan kemudahan pelayanan bagi para debitur dan calon debitur. BTN terus melakukan transformasi untuk mewujudkan hal tersebut," katanya.
 
Directors Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus mengungkapkan prospek sektor perumahan tahun depan masih sangat bagus, pasalnya selain angka backlog yang tinggi, pertumbuhan rumah tangga baru/ keluarga baru (household) juga masih positif.
 
"Untuk saat ini, investasi di sektor perumahan bagi keluarga yang baru menikah menjadi waktu yang tepat setelah hampir dua tahun pandemi covid melanda Tanah Air dan dunia. Pertimbangan investasi di sektor ini antara lain karena banyaknya aset properti yang dijual di bawah harga pasar, bahkan masih ada yang memberikan diskon," ungkap Anton.
 
Anton menambahkan, penurunan angka covid dan sentimen ekonomi bisnis membaik menjadi momentum positif yang akan mendorong pertumbuhan bisnis properti. 
 
"Perubahan yang cepat sangat positif di hampir seluruh wilayah melandai, tentu saja berdampak positif terhadap kegiatan bisnis, termasuk properti. Kita harapkan tren penjualan membaik di semester pertama akan berlanjut," ujarnya.
 
Sedangkan bagi keluarga baru ataupun generasi milenial, terutama pembeli rumah pertama menjadi waktu yang tepat untuk berinvestasi properti dengan tingkat suku bunga KPR yang di bawah 10 persen. 
 
"Siklus bergerak naik, inilah yang diharapkan akan menjadi gain dari investasi properti. Momennya masih ada, masih terbuka. Sekarang waktu tepat cari peluang investasi properti," ujarnya.
 
Ketua Umum Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida memperkirakan industri properti diprediksi akan tetap tumbuh pada tahun 2022. Saat ini, pangsa pasar kita 70 persen millenial. Karena generasi ini mempunyai pendapatan yang lebih stabil.
 
"Potensi generasi milenial untuk membeli properti relatif besar. Kemampuan kelompok ini memenuhi gaya hidupnya selama ini karena ditopang penghasilan yang cukup memadai. Apabila penghasilan milenial itu digabung dengan pasangannya, tentu daya beli mereka akan jauh lebih besar lagi. Jadi mestinya generasi milenial mampu mencicil rumah Rp2,5 juta sampai Rp3 juta per bulan," ujarnya.
 
Dirinya optimistis industri properti tumbuh dengan sentimen positif seperti suksesnya program vaksinasi covid-19 yang akan memicu pertumbuhan ekonomi pada tahun mendatang. 
 
Dia menjelaskan, terdapat beberapa kombinasi insentif pemerintah yang diterapkan untuk memerangi dampak negatif covid-19 terhadap perekonomian, antara lain UU Cipta Kerja Nomor 11/2020 yang telah mulai berlaku, yang akan memangkas birokrasi perizinan, sehingga menciptakan lingkungan yang ramah bisnis.
 
Paulus mengungkapkan kebijakan insentif pengurangan pajak pertambahan nilai (PPN) rumah baru diberlakukan pada Maret lalu, total penjualan properti telah menembus sekitar Rp200 triliun hingga Juni 2021.
 
REI menargetkan penjualan properti mencapai Rp500 triliun hingga akhir tahun 2021 seiring perpanjangan kebijakan PPN Ditanggung Pemerintah (DTP), jika tidak ada gelombang ketiga kasus penularan covid-19.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan