Saat ini, Perum Perumnas memiliki 81 proyek aktif di seluruh Indonesia dengan rata-rata pembangunan sekitar 15 ribu unit per tahun. Sementara pasar terbesar saat ini berada di segmen masyarakat berpenghasilan rendah sehingga mempengaruhi laju pertumbuhan bisnis.
Direktur Keuangan Perum Perumnas Eko Yuliantoro menyampaikan, perbankan umumnya juga menghentikan sementara atau menahan laju pertumbuhan KPR, sehingga berimbas pada keterbatasan penyediaan KPR.
"Dan ini tentu saja berimbas pada keberminatan segmen pasar menengah bawah karena mayoritas menggunakan fasilitas KPR dalam pembelian rumah," kata dia dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu, 2 Mei 2020.
Eko menambahkan proyek-proyek strategis perseroan, khususnya di wilayah Jabodetabek berada di zona merah bencana nasional sehingga berimbas secara signifikan pada penjualan dan pendapatan atas penjualan proyek itu mengalami penurunan secara drastis.
"Inilah yang menjadi pertimbangan kami, manajemen Perum Perumnas untuk menunda pembayaran MTN yang jatuh tempo pada April 2020," katanya.
Walaupun demikian, ia menyampaikan Perumnas tetap komitmen untuk mendukung program pemerintah guna memenuhi penyediaan perumahan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
"Hal ini dapat terlihat dari tetap berjalannya progres pembangunan dari setiap proyek, baik itu untuk kawasan rumah tapak atau high rise, agar tetap berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News