Sektor properti 2023 diprediksi masih dilematis. Ilustrasi: Shutterstock
Sektor properti 2023 diprediksi masih dilematis. Ilustrasi: Shutterstock

Sektor Properti Tahun Depan Diprediksi Masih Dilematis, Ini Penjelasannya

Rizkie Fauzian • 02 Desember 2022 16:53
Jakarta: Ekonomi 2022 menjadi tahun penuh dinamika, termasuk bagi upaya kebangkitan sektor properti di Indonesia. Begitu pandemi mereda, tantangan baru hadir mulai dari naiknya harga material bangunan dan Bahan Bakar Minyak (BBM).
 
Selain itu, tahun ini adanya lonjakan inflasi serta suku bunga sebagai dampak dari krisis ekonomi global. Namun, optimisme sektor properti masih relatif tumbuh didorong oleh berbagai regulasi yang masih bergulir dari pemerintah dan semangat kolektif para pemangku kepentingan. 
 
Knight Frank Indonesia melakukan survei singkat tahunan berjudul Property Outlook Survey 2023 yang diikuti oleh para pemangku kepentingan di bidang properti untuk menangkap sentimen pasar terhadap proyeksi performa sektor properti di Indonesia di 2023.

Berdasarkan survei, 59 persen responden optimistis pertumbuhan sektor properti akan relatif stabil untuk 2023 di mana situasi ekonomi global dinilai tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor properti di dalam negeri. Tetapi, beberapa potensi risiko patut diwaspadai oleh sektor properti di 2023.
 
Baca juga: Isu Resesi Ekonomi Turunkan Minat Beli Rumah

Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan di tengah optimisme pasar dalam memproyeksikan stabilitas sektor properti untuk 2023 terkait isu resesi dan naiknya suku bunga, para responden juga mewaspadai berbagai potensi risiko.
 
"Responden mewaspadai potensi risiko yang bisa mengganggu perkembangan sektor properti, seperti dampak pandemi yang berkelanjutan, kenaikan inflasi, dan semakin dekatnya pemilu," jelasnya di Jakarta, Jumat, 2 Desember 2022.
 
Beberapa subsektor properti yang diprediksi prospektif adalah rumah tapak (landed house) yang keluar sebagai pilihan dominan para responden. Subsektor lainnya meliputi industri, pergudangan modern, ritel, hotel, dan villa resor.
 
"Sementara untuk subsektor perkantoran dinilai masih stagnan dan apartemen strata cenderung melemah," jelasnya.
 
Survei juga menangkap adanya kecenderungan pasar, di mana 66 persen responden percaya bahwa wait and see terhadap pemulihan sektor properti dalam 3-5 tahun ke depan karena masuknya Indonesia pada persiapan menjelang tahun politik 2024 nanti.
 
"Tren digitalisasi menjadikan pusat data tumbuh progresif. Inovasi dan diversifikasi produk pada setiap subsektor properti juga diharapkan mampu membawa kondisi pasar ke arah paradigm swift untuk pemulihan pertumbuhan properti yang lebih menyeluruh," ujar  Country Head Knight Frank Indonesia Willson Kalip.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan