"Banyak pengembang perumahan yang membutuhkan lahan ratusan hektare mendatangi pemerintah kecamatan," ujar Camat Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara Risman Abdul, di Penajam, Kamis, 16 Desember 2021.
Untuk keperluan tersebut banyak perusahaan pengembang perumahan berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan Sepaku minta dicarikan lahan dengan luas sekitar 100 sampai 300 hektare.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Permintaan itu tidak dapat kami penuhi karena dari mana dapat lahan seluas itu, sebagian besar di Sepaku lahan konsesi," ujarnya.
Dari seluruh luasan Kecamatan Sepaku ungkapnya, hanya 30 ribu hektare lahan yang masuk kawasan APL (area penggunaan lahan) seperti pemukiman penduduk, fasilitas umum, pertanian dan perkebunan masyarakat.
Sebagian besar wilayah Sepaku lanjut Risman Abdul, berada dalam kawasan Tahura (taman hutan raya) dan hutan industri, serta masuk lahan konsesi yang dikelola perusahaan.
Namun, ia tidak memungkiri transaksi jual beli lahan di Kecamatan Sepaku setelah ditetapkan sebagai lokasi Ibu Kota negara terus mengalami peningkatan yang transaksinya melalui notaris.
"Masyarakat Sepaku banyak mantan transmigran dan lahan mereka rata-rata sudah bersertifikat, kalau transaksi jual beli untuk tanah bersertifikat itu ke notaris bukan di kantor kecamatan," kata dia.
Setiap transaksi jual beli lahan di Kecamatan Sepaku terus diawasi sesuai Peraturan Bupati atau Perbup Nomor 22 Tahun 2019 tentang Pengendalian Jual Beli Lahan.
Regulasi tersebut diterbitkan untuk mengawasi dan mengendalikan jual beli lahan setelah sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara ditetapkan sebagai Ibu Kota yang baru.