Group CEO Lippo John Riady, menyampaikan bahwa LPKR memiliki strategi dalam pengelolaan limbah yang fokus pada pengoptimalan efisiensi sumber daya, meminimalkan timbulan limbah, serta meningkatkan tingkat daur ulang guna mendukung prinsip-prinsip ekonomi sirkular.
"Pendekatan ini sangat penting mengingat volume limbah yang dihasilkan selama operasi bisnis serta limbah dari pelanggan dan penyewa, mengingat keberagaman cakupan operasi grup LPKR," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat, 10 Januari 2025.
LPKR mengelola berbagai jenis limbah, termasuk limbah domestik dari area komersial dan residensial, limbah medis dari rumah sakit, sampah lanskap dari pengelolaan kawasan, serta limbah konstruksi dari pengembangan proyek.
Baca juga: Tangerang Raya Jadi Tujuan Investasi, LPKR Perluas Portofolio Rumah Tapak |
Dua tahun lalu, aset-aset yang dikelola oleh grup LPKR menghasilkan total sekitar 50 kiloton limbah, terdiri dari 48 kiloton limbah tidak berbahaya dan beracun (non-B3) serta 2 kiloton limbah berbahaya dan beracun (B3). Sebagian besar limbah ini dihasilkan oleh penyewa dan kontraktor.
Pada tahun yang sama, grup LPKR berhasil mengalihkan (melalui penggunaan kembali, daur ulang, dan pengomposan) 3.159 ton limbah non-B3, naik dari 1.424 ton pada tahun 2022. Untuk limbah B3, grup LPKR mengalihkan 37 ton limbah pada 2023, naik dari 11 ton pada tahun sebelumnya.
John menambahkan bahwa peningkatan dalam pengalihan limbah terjadi berkat perbaikan dalam pelaporan limbah oleh beberapa unit bisnis, yang kini menimbang limbah secara langsung ketimbang menggunakan konversi volumetrik.
Selain itu, LPKR melibatkan penyewa dalam program daur ulang limbah di Lippo Malls Indonesia dan kawasan grup LPKR, serta San Diego Hills Memorial Park (SDH) yang secara aktif mengolah kompos dari sampah lanskap dan mendaur ulang sampah botol.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News