Didorong oleh fundamental pasar yang kuat serta naiknya tren lokalisasi fasilitas data center (pusat data), total pasokan pada kota-kota tersebut meroket melebihi 300 persen dari 700 megawatt menjadi 3.000 megawatt dalam lima tahun terakhir. Pada kuartal III-2022, tercatat sejumlah 600 megawatt kapasitas baru yang masuk di pasaran.
Dari sembilan kota tersebut, Melbourne, Jakarta, dan Osaka menduduki posisi tertinggi dengan pasokan masing-masing lebih dari 500 megawatt. Melbourne dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang menjadi pasar utama untuk pusat data, dengan operator lokal dan regional yang siap menambahkan pasokan baru hampir 450 megawatt.
Sementara itu, Jakarta memiliki hampir 400 megawatt pasokan yang sedang dibangun, dengan beberapa penyedia layanan cloud hyperscale yang mendukung rencana pembangunan mandiri. Osaka terus berkembang sebagai pasar pusat data alternatif untuk Tokyo, dengan kapasitas saat ini melebihi 250 megawatt, dan lebih dari 250 megawatt yang akan masuk dalam rencana pengembangan.
Baca juga: Perusahaan Patungan Indosat dan Big Data Exchange Bangun Data Center 100 MW |
Di India, industri pusat data tumbuh didorong oleh kebijakan pemerintah, termasuk akses yang lebih mudah dalam penyediaan kredit dan insentif lainnya untuk meningkatkan nilai investasi pusat data. Alhasil, kota-kota seperti Hyderabad, New Delhi dan Chennai mencatat pertumbuhan pasar pusat data yang signifikan, dengan total kapasitas sekitar 300 megawatt hingga 400 megawatt di berbagai lokasi.
"Laporan terbaru kami memperkuat posisi Asia Pasifik sebagai pasar paling prospektif di industri pusat data global," kata Data Centre Lead APAC Fred Fitzalan Howard dalam laporan yang dikutip Kamis, 24 November 2022.
Menurutnya, semakin banyak bisnis yang mempercepat proses transformasi digital mereka serta berkembangnya permintaan akan layanan cloud dan latensi yang lebih rendah telah menghasilkan penyedia cloud yang mencari kolokasi dan fasilitas self-build di kota-kota yang sebelumnya diabaikan.
"Seiring dengan konsistensi dari kota-kota sekunder ini dalam memantapkan diri sebagai lokasi pusat data, peluang diharapkan akan terus muncul merger, akuisisi, dan pengembangan," jelasnya.
APAC Managing Director DC Byte James Murphy menambahkan sebelumnya kawasan Asia Pasifik didominasi oleh segelintir pasar 'Tier 1'. Hal ini tidak lagi terjadi karena tren desentralisasi telah melihat baik hyperscaler dan operator pusat data pindah ke pasar baru.
"Laporan terbaru menyoroti pasar baru ini yang kami perkirakan akan terus tumbuh secara paralel dengan beberapa hub yang lebih mapan di kawasan ini," ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News