Jakarta: Pasangan calon gubernur (Cagub) dan wakil gubernur (cawagub) Sumatera Utara Edy Rahmayadi-Musa Rajeckshah (ERAMAS) terus mengungguli pesaingnya Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (DJOSS). ERAMAS mendapat dukungan 45,5 persen, sedangkan DJOSS hanya 34,7 persen.
Keunggulan ERAMAS itu disimpulkan melalui survei opini publik untuk Pilkada Gubernur Sumut 2018 yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia Denny JA. Survei dilakukan secara tatap muka pada 8-12 Juni 2018. Responden dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling.
Margin of error survei ini +/- 3,16 persen.
"Pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajeckshah (ERAMAS) unggul terhadap pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (DJOSS)," kata peneliti senior LSI Denny JA, Rully Akbar, Jumat, 22 Juni 2018.
Kekuatan ERAMAS ini diraih dari keunggulan telak di suku Jawa, Melayu dan pemilih muslim. Pada segmen pemilih bersuku Jawa (sebesar 33,5 persen), pasangan ERAMAS unggul telak 64,2 persen, sedangkan DJOSS 17,9 persen.
Pemilih Melayu (sebesar 4,8 persen), ERAMAS unggul 79,3 persen dan DJOSS 3,4 persen. Selain itu, pasangan ERAMAS juga unggul telak di basis pemilih beragama Islam (sebesar 64,7 persen) dengan memperoleh sebesar 65,2 persen dukungan.
ERAMAS juga konsisten unggul di delapan Dapil, yaitu Dapil 1,2,3,4,5,6,7 dan 12. DJOSS hanya di empat Dapil, yaitu Dapil 8,9,10 dan 11.
Rully menjelaskan, keunggulan ERAMAS ini bukan karena pasangan DJOSS tak dikenal masyarakat Sumut. Menurut dia, DJOSS tingkat pengenalannya paling tinggi, namun, pasangan yang diusung PDI Perjuangan dan PPP itu kurang disukai.
Dari tingkat pengenalan cagub, perolehan tertinggi adalah Djarot dengan 91,3 persen, disusul Edy 89,5 persen. Begitu juga dengan tingkat pengenalan cawagub, Sihar unggul dengan 74,0 persen, sedangkan Ijeck 70,7 persen.
"Untuk tingkat kesukaan terhadap calon, Edy Rahmayadi memperoleh 78,7 persen. Musa Rajekshah 74,2 persen. Sedangkan Djarot Saiful Hidayat sebesar 67,8 persen dan Sihar Sitorus 63,4 persen," ungkap dia.
Rully menilai debat kandidat juga berpengaruh kecil terhadap keterpilihan pasangan calon. Pasalnya, penikmat debat sangat minim.
"Pengaruh debat terhadap pilihan memanglah sangat tinggi yakni 69,4 persen, akan tetapi hanya 18 persen publik yang mengikuti debat kandidat tersebut," ujar dia.
Publik juga menilai ERAMAS lebih dominan dan menguasai debat dengan memperoleh 49,1 persen dan DJOSS 41,1 persen. Menurut dia, keunggulan ERAMAS ini kecil kemungkinan berubah. Apalagi, sisa waktu kurang dari satu minggu menuju hari H pencoblosan, 27 Juni 2018.
Konsisiten Unggul
Dari hasil
tracking survei, pasangan ERAMAS terus meningkat keterpilihannya dari 43,3 persen pada April 2018 menjadi 45,5 persen di Juni 2018. Keterpilihan pasangan DJOSS juga meningkat dari 33,3 persen pada April 2018, menjadi 34,7 persen di Juni 2018.
Untuk simulasi secara terbuka dukungan terhadap cagub, jelas dia, Edy mendapat 39,8 persen dan Djarot 24,3 persen. Pada simulasi tertutup, Edy tetap unggul dengan dukungan sebesar 45,7 persen dan Djarot 33,8 persen.
Simulasi terbuka dukungan terhadap cawagub, Ijeck-sapaan Musa Rajeckshah- mengungguli Sihar. Ijeck mendapat dukungan 34,2 persen, sedangkan Sihar 26,7 persen. "Begitu juga pada simulasi tertutup, Musa Rajeckshah unggul dengan perolehan dukungan sebesar 40,3 persen. Sedangkan Sihar Sitorus mendapat dukungan 30,5 persen," beber dia.
Sementara dari simulasi
breakdown berdasarkan gender dan usia, rata-rata di atas 40 persen memilih ERAMAS. Sama halnya dengan simulasi
breakdown berdasarkan latar belakang pendidikan dan pendapatan, rata-rata diatas 40 persen memilih ERAMAS.
Hanya pemilih berlatar belakang pendapatan di bawah 999 ribu (sebesar 20,3 persen), pemilih ERAMAS bersaing dengan pemilih DJOSS.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/0kp2v65N" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AZF))