Jakarta: Juru bicara Anies Baswedan, Usamah Abdul Azis, menyebut pendukung Anies memandang sebelah mata
Ridwan Kamil dan Pramono Anung. Hal itu disebut sebagai salah satu alasan para pendukung Anies melakukan gerakan mencoblos semua pasangan calon (paslon) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI.
"Karena sekarang di mata publik kami lihat keduanya ini memang inkompeten," kata Usamah dalam prgram
Crosscheck Medcom.id, Minggu, 22 September 2024.
Usamah menilai Ridwan Kamil inkompeten dari komentar publik yang berterima kasih mantan Gubernur Jawa Barat itu tidak lagi ada di Jawa Barat. Komentar itu dianggap suatu preseden buruk oleh publik di Jawa Barat.
"Karena banyak program-program yang akhirnya tidak menjadi maked sudah dipublikasikan tidak kejadian. Ini memang perlu menjadi catatan sendiri," ujarnya.
Sedangkan, Pramono Anung disebut inkompeten karena belum berpengalaman sebagai kepala daerah. Melainkan hanya sebagai menteri. Sementara itu, Jakarta disebut membutuhkan orang yang bisa melihat pengendalian masalah di Jakarta.
"Visi dia di Jakarta juga masih belum terlihat. Kita masih perlu melihat lebih dalam ke depan. Soal program-program di Jakarta maslah pendidikan dan lain-lain itu memang harus program pusat, yang masalah di Jakarta hari ini dihadapi adalah lapangan pekerjaan, bahan pokok," beber dia.
Dia melanjutkan hal lain yang diperlukan di Jakarta adalah mempunyai rumah yang layak, suara rakyat miskin, kampung bayam, home base bagi Persija yang bisa diberikan seluruhnya. Masalah itu yang dianggap menjadi dasar bagi warga Jakarta dan harus dijawab oleh calon kepala daerah.
Usamah menyebut masih ada waktu bagi paslon Pilkada DKI untuk mengutarakan visi dan misi kepada masyarakat. Khususnya, pendukung Anies Baswedan yang melakukan gerakan mencoblos semua pasangan calon. Para Paslon Pilkada DKI disebut memiliki tugas untuk menggerakkan para pendukung Anies, bahwa lebih baik memilihnya ketimbang mencoblos semua.
"Ini adalah tugas mereka, bukan hanya tugas Anies Baswedan (meminta jangan gercos). Tugas mereka (Paslon) mewujudkan, bahwa mereka ini sesuai dengan harapan rakyat, mereka ini akan melanjutkan program-program yang baik yang sebelumnya sudah dilakukan Anies Baswedan dan gubernur-gubernur lain, harusnya ini menjadi tugas mereka juga untuk meyakinkan itu," terang Usamah.
Komunikolog Politik Emrus Sihombing tidak setuju Paslon Pilkada DKI dianggap tidak kompeten. Pasangan independen Dharma Pongrekun disebut mantan jenderal polisi bintang tiga, Pramono Anung S3 Komunikasi, dan Ridwan Kamil lulusan kampus luar negeri.
"Kalau misalnya katakanlah tiga-tiganya kompeten persoalannya adalah apakah mereka mau meraup atau menarik suara dari pada yang gercos ini tergantung visi misi program yang mereka tawarkan," ujar Emrus.
Menurutnya, jika ingin mengambil hati para pendukung Anies, para Paslon akan menawarkan apa yang mereka inginkan. Seperti lapangan pekerjaan, bisnis startup, studi ke luar negeri gratis dibiayai negara. Sebab, keterbelakangan di Indonesia bergerak di bidang pendidikan.
"Sumber daya manusia kita dari sudut pendidikan kita kalah sekarang dengan Malaysia. Padahal kemarin kita lebih hehat dari Malaysia. Bisa nggak ditawarkan itu kepada generasi muda agar mereka kuliah ke luar negeri yang dibiayai negara. Ini program khusus Jakarta," pungkasnya.
Gerakan agar mencoblos semua paslon Pilkada Jakarta 2024 muncul akibat kekecewaan pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan atau disebut Anak Abah karena Anies tak diwadahi partai politik (parpol) untuk dapat maju di kontestasi tersebut.
KPU menetapkan tiga calon pasangan calon pada Pilkada DKI Jakarta. Yakni Pramono Anung-Rano Karno, Ridwan Kamil-Suswono, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ADN))