medcom.id, Jakarta: Suhu politik Pilkada Jawa Barat diprediksi sama panasnya seperti Pilkada DKI Jakarta. Replikasi konflik atau isu SARA dinilai berpotensi besar terjadi pula di Jawa Barat.
Pengamat Politik Gun Gun Heriyanto mengatakan, sosiokultural di Jawa Barat saat ini sudah cenderung cair. Warga di Jawa Barat sudah punya kebiasaan alias ciri tersendiri dalam menentukan pilihan. Misal, harus santri, dari Sunda, dan populer.
"Karakter itu jadi tipikal. Kalau isu sara dimainkan, itu akan jadi hantaman keras," kata Gun Gun saat berbincang usai Seminar di PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa 17 Oktober 2017.
Baca: Membaca Dinamika Politik Pilkada Jabar
Ia menegaskan, potensi replikasi konflik Pilkada DKI ke Jawa Barat sudah mulai terendus. Misalnya, belakangan mulai muncul isu agama pada tokoh-tokoh yang jadi bakal calon gubernur Jawa Barat.
"Dedi Mulyadi misalnya, kan selalu digosipkan ke mistisme, itu sudah berkelindan antara info dan
hoax. Lalu Ridwan kamil, kan sudah diisukan didukung partai penista agama, itu sudah mulai dihembuskan," beber dia.
Baca: Emil tak Ingin Pilkada Jabar Seperti Pilkada DKI
Gesekan di jagat maya, kata Gun Gun, juga bakal panas. Dosen Komunikasi Politik di UIN Jakarta itu mengaku pernah membaca salah satu riset yang menyebut kalau sejumlah akun yang pernah 'main' di Jakarta, telah beralih ke Jawa Barat.
Jawa Timur Lebih Sejuk
Jika di Jawa Barat diprediksi cukup hangat, beda halnya dengan Pilgub Jawa Timur. Gun Gun memprediksi potensi konflik Pilgub Jatim lebih sejuk. Sebab, karakter masyarakat Jatim masih cenderung 'manut' pada tokoh informal, semisal tokoh agama.
"Kiai misalnya. Sekeras apapun, apalagi all NU final. Ada saluran informal yang bisa ditempuh semua pihak agar jangan sampai (konflik)," ucapnya.
Karakter masyarakat Jawa Timur, kata Gun Gun, memang keras. Namun, masih ada tokoh-tokoh masyarakat yang masih 'didengar'.
"Agak mengkhawatirkan sebenarnya Jawa Barat. Kalau Jabar itu replikasi isu SARA bisa kencang seperti Jakarta," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((YDH))