medcom.id, Jakarta: Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah hendak memanfaatkan kesempatan tengah tersandung masalah untuk mendongkrak elektabilitas. Dia bilang bukan tipe orang yang selalu meminta belas kasihan orang lain.
"Saya bukan orang yang selalu bilang 'Saya prihatin, saya terzalimi'. Enggak! Saya bukan orang model begitu," kata pria yang karib disapa Ahok itu di kediamannya di Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Kamis, 10 November 2016.
Ahok mengaku tidak suka berperan sebagai orang yang terzalimi. Masalah yang selama ini dihadapi bukan dibuat-buat, apalagi hanya untuk mengambil keuntungan dari masalah yang sedang menimpa dirinya.
"Kita bernegara tidak ada istilah dikasihani. Kita membangun negara ini dengan Pancasila dengan segala konsekuensi yang ada," ujar Ahok.
Di tengah pencalonannya menjadi calon gubernur DKI Jakarta, dirinya tersandung masalah dugaan penistaan agama. Ahok dituduh melecehkan agama karena mencatut surat Al Maidah ayat 51 dalam satu pertemuan warga di Kepulauan Seribu, akhir September lalu.
Alhasil, pernyataan Ahok yang dinilai kontroversi itu membawa sejumlah penolakan dan demonstrasi besar-besaran. Salah satunya unjuk rasa pada 4 November lalu. Presiden Joko Widodo menduga ada aktor politik di balik demo tersebut.
Akibat gelombang unjuk rasa tersebut elektabilitas Ahok terus merosot. Bareskrim Polri sudah memeriksa Ahok sebagai saksi dan sejumlah saksi lainnya. Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah meminta untuk menggelar perkara Ahok secara terbuka.
"Ya, saya pikir polisi sudah benar akan menggelar perkara saya secara terbuka. Supaya setiap orang bisa menilai," kata Ahok.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((MBM))