medcom.id, Jakarta: Keputusan Partai Golkar mendukung pencalonan Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat (Jabar) 2017 dianggap tidak mengherankan. Pasalnya Golkar dinilai ingin berkuasa di Jabar.
"Kader Golkar (belakangan ini) tidak pernah menjadi gubernur. Golkar berjanji berkuasa di Jabar," kata Direktur Populi Center Usep S Akhyar dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 8 Maret 2017.
Dari dua Pilgub Jabar terakhir yakni pada 2008 dan 2013, jagoan Partai Golkar terus kandas. Pada 2008, Golkar mengusung pasangan Danny Setiawan dan Iwan Sulandjana dan pada 2013, pasangan Irianto MS Syafiuddin dan Tatang Farhanul Hakim.
"(Pilgub 2018), faktor elektabilitas dinilai sebagai pertimbangan utama. Apalagi kalau kita lihat Pilgub ini tidak hanya mengandalkan partai saja," ucap Usep.
Baca: Golkar Diminta tak Paksakan Daniel Mendampingi Emil
Usep menambahkan perolehan suara parpol pada Pileg 2014 tidak selalu berbanding lurus dengan perolehan suara yang didapatkan pada Pilgub. Sehingga, Golkar rela mengusung sosok yang bukan kadernya di kursi Jabar satu.
"Golkar ingin memenangi pertarungan. Parpol itu lebih banyak dipandang sebagai alat saja mengantarkan orang. Setelah itu figur-figur yang menentukan. Elektabilitas sangat menentukan," ucap dia.
Baca: Kader Golkar Kecewa Dedi Mulyadi Manut Putusan DPP
Seperti diketahui, Golkar mendukung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jabar. Golkar rela mengabaikan kadernya yang juga Ketua DPD I Partai Golkar Jabar Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur.
"Dedi agak susah ketika
head to head dengan Ridwan Kamil," tandas dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((YDH))