Serang: Calon Gubernur Banten Andra Soni menyoroti masih tingginya kesenjangan pembangunan antara daerah perkotaan dan perdesaan. Perlu pemerataan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui peningkatan mobilitas dan aksesibilitas.
Berdasarkan data yang diterima Andra Soni, desa tertinggal di Provinsi Banten ada 149, mayoritas berada di Kabupaten Lebak. Kondisi jalan desa yang buruk menjadi perhatian, karena jalan yang baik dapat meningkatkan konektivitas ekonomi desa. Diupayakan agar beberapa desa sejahtera menjadi pusat ekonomi baru dalam lima tahun ke depan.
"Kami mendorong program desa unggul di Banten. Bantuan insentif Rp300 juta per desa setiap tahun dapat digunakan perbaikan infrastruktur, penyediaan sarana dan prasaran desa, revitalisasi rumah tidak layak huni, mengoptimalkan penyediaan air bersih dan sanitasi, mendorong tumbuhnya Badan Usaha Milik Desa," kata Andra Soni.
Program masyarakat desa lainnya adalah membenahi jalan desa di wilayah Banten, agar masyarakat desa memiliki akses jalan yang baik. Secara umum program ini bertujuan meningkatkan infrastruktur transportasi di desa guna mendukung kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat perdesaan.
"Fokus utamanya adalah memperbaiki dan membangun jalan yang menghubungkan desa-desa dengan pusat-pusat ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, sehingga akses warga terhadap layanan dasar dan peluang ekonomi dapat meningkat," ujarnya.
Program ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pembangunan antara daerah perkotaan dan perdesaan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui peningkatan mobilitas dan aksesibilitas.
Dengan infrastruktur jalan yang lebih baik, diharapkan kualitas hidup masyarakat perdesaan meningkat, serta mendorong perkembangan sektor-sektor lain seperti pertanian dan pariwisata.
"Diharapkan dapat menumbuh kembangkan pusat-pusat ekonomi baru di desa, agar roda perekonomian di desa berkembang pesat, sehingga kesejahteraan dan pemerataan dapat diwujudkan," jelasnya.
Ikhtiar itu dilakukan karena Andra Soni mengetahui bagaimana sulitnya kehidupan di desa. Andra Soni lahir dari keluarga petani desa dan sejak kecil harus menjalani hidup yang berat. Mulai kesulitan ekonomi, pendidikan hingga kesehatan.
Orangtuanya seorang petani desa dengan penghasilan yang hanya cukup untuk membeli makan keluarga. Pada suatu waktu, uang yang dihasilkan orangtua dari bertani tak lagi mencukupi keluarga. Sehingga, orangtua Andra memutuskan merantau ke Pekanbaru, Provinsi Riau menjadi kuli bangunan.
Karena penghasilan kuli bangunan tak juga cukup menghidupi keluarga, orangtua Andra memutuskan menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal ke Malaysia menjadi buruh tani kebun sawit. Meski berstatus ilegal pemerintah setempat memberikan kesempatan kepada anak TKI untuk mengenyam pendidikan.
Pendidikan Andra dibiayai kakaknya dan orang lain yang akhirnya menjadi orang tua angkatnya, Raden Muhidin Wiranata Kusuma, putra dari Raden Aria Adipati Wiranata Kusuma, Menteri Dalam Negeri Indonesia pertama.
Pengalaman pahit yang dijalaninya, membuat dia bertekad membangun Banten dari desa. Agar kelak masyarakat Bumi Jawara tak lagi merasakan pahitnya hidup yang dia jalani.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((FZN))