Jerman menjadi korban terbaru kutukan tersebut yang menegaskan belum pernah ada tim sukses mempertahankan gelar juara sejak turnamen di Korea Selatan-Jepang. Uniknya lagi, setiap juara bertahan selalu terhenti di fase grup pada gelaran Piala Dunia selanjutnya.
Tercatat, hanya Brasil yang sempat memecahkan alur kutukan juara bertahan tersebut. Meski pada akhirnya langkah tim Samba terhenti juga di fase gugur Piala Dunia 2006.
Kembali ke pembahasan pokok. Adalah Prancis yang menjadi tim pertama merasakan kutukan tersebut. Usai berjaya di tanah sendiri pada Piala Dunia 1998, Les Blues gagal total di turnamen selanjutnya.
Zinedine Zidane cs terhenti di fase grup Piala Dunia 2002 yang dihelat di Korea-Jepang. Parahnya lagi, Prancis menyandang status juru kunci Grup A setelah kalah bersaing dengan Denmark, Senegal, dan Uruguay.
Alhasil, tim Ayam Jantan pun harus rela menyerahkan trofi Piala Dunia ke tangan Brasil. Tim Samba keluar sebagai juara setelah mengalahkan Jerman di final dengan skor 2-0.
Kutukan juara bertahan Piala Dunia berlanjut ke Piala Dunia 2006 yang digelar di Jerman. Brasil gagal mempertahankan gelar yang kali ini jatuh ke tangan Italia usai menang adu penalti 5-3 kontra Prancis.
Namun, Brasil sempat menghentikan kutukan juara bertahan yang kandas di fase grup. Pasalnya Selecao mampu menjadi juara Grup F, dan sempat melaju hingga perempat final sebelum kalah 0-1 oleh Prancis.
Kekalahan itu membuat Brasil harus menyerahkan gelar Piala Dunia kepada Italia. Sekaligus mewariskan kutukan juara bertahan bagi tim Azzurri.
Usai berjaya di Jerman, Italia compang-camping empat tahun kemudian di Afrika Selatan. Sang juara bertahan terhenti di penyisihan Grup F Piala Dunia 2010, kalah bersaing dengan Paraguay, Slovakia, dan Selandia Baru.
Parahnya lagi, Italia menjadi juru kunci grup tersebut dengan hanya meraih dua hasil imbang dan satu kali kalah. Membuat gelar Piala Dunia berhasil direbut Spanyol yang menang 1-0 atas Belanda di partai final.
Alur kutukan juara bertahan yang kandas di fase grup kali ini dirasakan Spanyol. Tim Matador kehilangan taringnya dan gagal lolos dari Grup B Piala Dunia 2014 di Brasil.
Mereka hanya menempati posisi tiga klasemen, disingkirkan Belanda dan Cile yang lolos ke babak gugur. Spanyol pun harus menyerahkan gelar Piala Dunia ke tangan Jerman yang memang 1-0 dari Argentina di partai puncak.
Kali ini, entah disengaja atau hanya sekadar kebetulan. Kutukan tersebut kembali dilanjutkan oleh Jerman yang menyandang status sebagai juara bertahan Piala Dunia 2014.
Tim Panzer memastikan diri angkat koper dari Piala Dunia 2018 Rusia. Langkah Jerman terhenti di penyisihan Grup F setelah pada laga terakhir dipermalukan Korea Selatan dengan skor 0-2, Rabu 27 Juni malam.
Jerman pun menjadi tim ketiga di era milenium yang menyandang status juara bertahan, namun berbalik menjadi juru kunci. Pasalnya, Mesut Oezil cs kalah bersaing dengan Korsel di klasemen akhir Grup F setelah tertinggal agresivitas gol.
Akankah kutukan juara bertahan kembali terulang pada Piala Dunia 2022? Kita lihat saja siapa yang menjuarai Piala Dunia 2018 pada 15 Juli mendatang, dan bagaimana nasib mereka di Qatar nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(REN)