Guru Besar Ketahanan Keluarga IPB University, Euis Sunarti - IPB
Guru Besar Ketahanan Keluarga IPB University, Euis Sunarti - IPB

Dosen IPB Ungkap Penyebab dan Tips Hadapi Demotivasi

Renatha Swasty • 06 September 2022 18:44
Jakarta: Saat mengalami kegagalan, tak jarang sebagian orang mengalami demotivasi atau kehilangan motivasi. Bukan hanya kegagalan, terdapat kondisi lain yang terlihat lebih sederhana atau sepele namun dapat menjadi pemicu terjadinya demotivasi.
 
Guru Besar Ketahanan Keluarga IPB University, Euis Sunarti, mengatakan banyak faktor yang menyebabkan demotivasi, tingkat kedalamannya pun beragam. Setiap orang dapat mengalami demotivasi dengan keragaman dalam lama waktunya, juga keragaman dalam kemampuan bangkit membangun motivasi kembali dan beraktivitas.
 
“Kadang kita dapat memahami demotivasi pada diri seseorang terjadi akibat sering kali dikecewakan, apalagi jika seseorang tersebut merasa kinerjanya sebetulnya tidak buruk, dan merasa sudah berusaha keras. Memahami iya, namun tetap tidak membenarkan,” ujar Euis dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 September 2022.

Namun, kata Euis, demotivasi juga dapat terjadi karena alasan yang terlihat “sepele”. Misalnya ditegur dengan alasan cukup gamblang dan bertujuan mendidik.
 
Kasus ini sering terjadi di kalangan mahasiswa yang sedang menulis skripsi dan seharusnya tidak menjadi alasan. Alasan sepele seperti ini seolah-olah harus dipahami.
 
Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia (IKK-Fema) ini menyebut faktor utama penyebab demotivasi adalah ketiadaan nilai dan tujuan hidup yang kuat. Karena itu, kemampuan bangkit setelah demotivasi juga beragam, sesuai dengan kemauan dan tujuan hidup yang kuat.
 
“Seberapa besar orang tersebut punya kekokohan dan keajegan nilai tentang hidup itu sendiri dan kebermanfaatan diri sangat tinggi, maka ia dapat bangkit walau sempat mengalami demotivasi,” katanya.
 
Menurut Euis, apabila terjadi secara berkepanjangan, demotivasi dapat mengganggu prestasi dan perkembangan hidup. Diri menjadi tidak produktif, pekerjaan yang bisa dituntaskan dalam waktu singkat, akhirnya diselesaikan dengan waktu lebih lama. Sekaligus ada kerugian waktu, tenaga, dan pikiran.
 
“Bahkan dapat kehilangan kesempatan emas yang dapat diperoleh. Hal yang harus ditekankan dampaknya tidak hanya merugikan diri sendiri namun konsekuensi terhadap support system dan kebahagiaan orang di sekelilingnya,” tutur dia.
 
Demotivasi juga erat kaitannya dengan isu kesehatan mental. Terutama, bila diiringi dengan perubahan mood yang cukup signifikan dan disertai kekhawatiran dan kecemasan berkepanjangan.
 
Hal ini mungkin saja dapat menjadi pemicu depresi. Apabila diiringi pola tidur, makan, dan aktivitas yang buruk dapat mengarah pada gangguan mental sehingga perlu penanganan.
 
Euis memberikan beberapa tips bila terjadi demotivasi. Pertama, menguatkan nilai hidup, niat, dan tujuan dalam menjalani kehidupan.
 
“Contohnya tujuan seperti ingin masa depan yang cerah, mendidik diri untuk memiliki ketangguhan, atau membahagiakan orang tua. Dengan adanya tujuan yang jelas, kesulitan yang berarti pun bisa kita hadapi, sehingga tidak mudah mengalami demotivasi,” papar dia.
 
Kedua, membangun lingkungan yang baik dan positif. Dengan berada di lingkungan tersebut akan ditemukan dan dirasakan sikap saling mendukung dan memotivasi. Utamanya dari lingkungan yang terdekat yakni keluarga.
 
“Lingkungan positif seperti ini perlu dibangun, tidak serta merta didapatkan begitu saja. Artinya memberikan kontribusi dalam lingkungan tersebut, dengan menumbuhkan hal-hal yang positif sehingga akan jauh dari terjadinya demotivasi,” ujar dia.
 
Euis mengatakan jika tidak memiliki lingkungan keluarga yang mendukung ada baiknya memiliki role model yang memberikan nilai positif. Bila tidak ada di dunia riil, role model juga dapat diperoleh dari dunia maya yang dapat memberikan insight untuk mampu bangkit dari keterpurukan.
 
Baa juga: Manfaat Pilates bagi Kesehatan Jasmani dan Mental

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan