Ilustrasi/Medcom.id
Ilustrasi/Medcom.id

Pakar Unair Wanti-Wanti Mahasiswa agar Bergaya Sesuai Isi Dompet

Citra Larasati • 30 Desember 2022 21:00
Jakarta:  Bicara persoalan 'dompet' alias keuangan Keuangan boleh jadi rumit bagi sebagian masyarakat. Terlebih lagi bagi mahasiswa, generasi yang dikenal berani ambil risiko dan berpotensi konsumtif.
 
Perilaku konsumtif itu melekat, salah satunya karena perkembangan gaya hidup dan pengaruh budaya digital yang muncul di sekitar mahasiswa.  Perilaku konsumtif ini boleh jadi sulir dihindarkan dan melekat pada tiap individu, karena pada dasarnya manusia tidak pernah puas.
 
Melihat fenomena tersebut, Guru Besar Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Rudi Purwono SE MSE mengatakan, pengeluaran harus sesuai dengan pemasukan keuangan yang diterima. Untuk itu, sebagai seorang mahasiswa harus jeli dalam melihat sumber pendapatan, terlebih jika belum mempunyai penghasilan sendiri.

“Masih muda jangan sampai mengalami lebih besar pasak dari pada tiang,” papar Rudi
Purwono dilansir dari laman Unair, Jumat, 30 Desember 2022.
 
Rudi menambahkan, perlu untuk mempertimbangkan apa yang dibeli menjadi kebutuhan dan jangka masa yang akan mendatang. Jangan hanya mengikuti hawa nafsu belaka berlebihan ataupun adu saing dengan orang lain.
 
“Perhatikan keuangan, agar seimbang antara pendapatan dan pengeluaran,” ucapnya.
 
Setelah pemulihan akibat perbatasan saat pandemi Covid-19, pusat perbelanjaaan mengalami tekanan daya masyarakat yang tinggi. Produsen menawarkan diskon dan promo besar-besaran di akhir tahun.
 
Sebagai konsumen yang baik, perlu untuk mencatat kebutuhan barang yang akan dibeli. Dalam konteks hukum ekonomi, ada variabel-variabel, harga barang, barang subtitusi (pengganti), kualitasnya barang dan barang kompetitor referensi.

Tingkatkan Potensi

Namun tidak perlu khawatir, mahasiswa bisa meminimalisir perilaku konsumtif tersebut.  Rudi menegaskan, banyak cara yang dapat dilakukan mahasiswa untuk meningkatkan potensi diri menyiapkan resolusi tahun depan tanpa menjadi konsumtif.
 
Sibuk mendalami kursus bahasa asing misalnya,  Atau menghasilkan karya tulisan yang mana tulisannya bisa dijual di publik, mengulik tentang ilmu investasi pasar modal, serta belajar ilmu wirausaha agar tidak hanya menjadi seoarang konsumen namun bisa memproduksi barang atau jasa.
 
Ia juga menyoroti program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerbitkan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Kegiatan yang diadakan di luar program studi ini dapat mengimplementasikan hardskill dan softskill para mahasiswa.
 
Dengan harapan menjadi nilai tambah mahasiswa menyelami proses kehidupan riil, memperhatikan koridor-koridor terutama kegiatan ekonomi dan memulai kreativitas usaha.
 
Rudi yang juga Wakil Direktur Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Sekolah Pascasarjana Unair ini menegaskan, dana darurat atau motif berjaga-jaga atau pencegahan (precautionary motive) juga menjadi penting untuk disisihkan sebagai antisipasi pada hari mendatang, jika sakit yang datang tiba-tiba atau pengeluaran yang mendesak.
 
Sebagai upaya untuk melek keuangan yang baik, perlu menyisihkan uang tabungan dan dana investasi. Perlu digarisbawahi, untuk memulai investasi jangan hanya mengikuti kebanyakan tren tanpa mengetahui ilmunya.
 
Terdapat tahapan-tahapan sebagai pemula untuk memilih investasi yang tepat dan menyesuaikan budget yang dimiliki mahasiswa.
 
“Saat investasi saham jangan pakai dana pinjaman, karena berisiko tinggi. Gunakan anggaran yang tersisa dan bersifat pasif,” pungkas Rudi. 
Baca juga: Kuliah Sambil Kerja Bisa Sejalan, Ini Tips ala Mahasiswi Difabel Berprestasi Unesa

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan