Talkshow “Controlling Our Emotion: Finding Our Passion” yang diselenggarakan ITB. DOK ITB
Talkshow “Controlling Our Emotion: Finding Our Passion” yang diselenggarakan ITB. DOK ITB

Masih Kesulitan Cari Passion? Begini Caranya

Renatha Swasty • 11 November 2022 18:32
Jakarta: Menjalani segala sesuatu yang menjadi passion tentu akan lebih mudah. Namun, tak semua orang bisa menemukan passion dalam dirinya.
 
Lalu, bagaimana cara mencari passion dalam diri? Hal ini dibahas dalam talkshow “Controlling Our Emotion: Finding Our Passion” yang diselenggarakan Direktorat Kemahasiswaan ITB dan Keluarga Mahasiswa ITB.
 
Psikiater di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung, Ayu Prasetia, menjelaskan passion dapat mendorong seseorang untuk melakukan banyak hal. Sisi positifnya, mereka akan merasa sanggup dan senang melakukannya.

“Passion adalah ketertarikan kita terhadap sesuatu yang memicu kita untuk bertindak dengan rasa cinta dan minat," ujar Ayu dikutip dari laman itb.ac.id, Jumat, 11 November 2022.
 
Ayu menuturkan passion berkaitan erat dengan proses mencari nilai diri sendiri. Banyak orang tidak selalu sadar terhadap nilai mereka. Oleh sebab itu, mereka mengalami kesusahan mengetahui passion mereka.
 
"Cara mengetahui passion bagaimana? Pertama, kita harus mengenali diri sendiri dan berkaca apa yang kita suka, apa yang kita senang lakukan, kita minatnya ke mana. Setelah itu, kita bisa melihat banyak nilai yang tersembunyi dalam masing-masing,” jelas Ayu.
 
Walaupun berbeda, passion ada kaitannya dengan bakat dan minat seseorang. Sebagai salah satu psikolog di BK ITB, Isriana, menjelaskan bakat berasal dari lahir.
 
Namun, mayoritas orang tidak tahu persis bakat mereka apa. Selain itu, minat seseorang dapat ditemukan sepanjang hidup. Contohnya, hal yang mereka lakukan membuatnya senang, itu bisa dibilang sebagai minat.
 
Mencari passion adalah proses trial-and-error yang sangat panjang. Ketersediaan individu dibutuhkan dalam pencarian.
 
Selanjutnya, passion ada dorongan internal dan eksternal. Kedua faktor ini menentukan passion yang kita ketahui adalah passion sejati kita.
 
“Ada beberapa kasus di mana hal yang kita pikir adalah passion ternyata bukan passion kita sebenarnya. Contohnya, passion yang kita lakukan terjadi karena disuruh orang tua, sedangkan kita sadar jauh di lubuk hati kita bahwa sebetulnya kita tidak suka atau tidak merasakan apa pun dari passion ini. Maka itu, kita harus mengingat bahwa itu bukan passion kalau tidak ada cinta sama sekali,” papa dia.
 
Mahasiswa TI ITB Altito Apprizal menyebut tidak ada salahnya untuk mahasiswa yang baru mulai atau di tengah pencarian passion hidupnya. “Kita tidak tahu kapan passion kita bisa berubah,” ujar Tito.
 
Tito menyebut di lingkungan mahasiswa banyak kegiatan yang bisa diikuti. Lewat pengalaman berorganisasi dan kemahasiswaan, itu bisa menjadi cara menemukan passion.
 
“Mengeksplorasi banyak hal dan terjun dalam hal tersebut tanpa membatasi diri sendiri sangat membantu dalam pencarian kalian. Dari sini kita dapat melihat peluang apa saja yang ada dan mengetahui apa yang kita bisa lakukan di hidup kita. If you never try, you’ll never know how to know yourself better,” ujar Tito.
 
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Jaka Sembiring menyampaikan kegiatan ini sangat penting bagi mahasiswa. ITB ingin menghasilkan lulusan alumni yang tidak hanya terampil di bidang hard-competency, tetapi juga di bidang soft-competence.
 
"Kedua kompetensi ini dapat kita kuasai bila mencapai keseimbangan dalam hidup, maka mengendali emosi kita tentu dapat membantu menyeimbangkan hal-hal di hidup dan menemukan jawaban ke permasalahan kita,” ujar dia.
 
Selain itu, pembimbing BK ITB Hendri Syamsudin menyebut ITB sangat serius membimbing mahasiswanya. Salah satu permasalahan yang sering ditemukan dalam mereka terkait dengan pengendalian emosi.
 
Panitia acara selaku Menteri EPKM dari Kemenkoan KESMA KM ITB 2022/2023, Elnaya Pillian, menyebut talkshow ini adalah acara spesial sebagai wujud mengadvokasi kesehatan mental di lingkungan kampus. Dia mengatakan salah satu ajaran OSKM ITB adalah konsekuensi dari orang yang terdidik adalah mendidik orang lain.
 
"Karena inilah mendidik dan mengedukasi kesehatan mental akan terus menjadi tugas kita sebagai mahasiswa untuk membantu orang-orang dan kita berharap mereka dapat pulang dengan bekal ilmu yang baru,” kata dia.
 
Baca juga: Begini Cara Temukan Passion Ala Reino Barack

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan