Cak Lontong dalam webinar Sevima, Tangkapan layar.
Cak Lontong dalam webinar Sevima, Tangkapan layar.

Tips Cak Lontong untuk Ibu dan Dosen Mengajar dengan Memanfaatkan Teknologi

Arga sumantri • 22 Desember 2021 11:17
Jakarta: Kecerdasan anak tidak hanya tergantung dengan pendidikan, sumber daya manusia, dan pemenuhan gizi. Memperingati Hari Ibu dalam webinar Festival ROTI SEVIMA, Ir. Lies Hartono atau lebih dikenal dengan 'Cak Lontong', berbagi pesan untuk ibu dan dosen di seluruh Indonesia dalam memajukan kualitas pendidikan dengan memanfaatkan teknologi.
 
Cak Lontong mengatakan, dukungan teknologi dapat menjadi sebuah booster untuk membuat mutu serta kualitas pendidikan tersebut menjadi lebih baik. Di tangan ibu dan dosen yang handal, teknologi juga bisa menjadi alat pendidikan yang baik karena menjadi sumber berbagai macam bahan bacaan dan video literatur.
 
"Pendidikan yang berkualitas tak hanya membutuhkan SDM yang kompeten saja, namun teknologi juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia saat ini Mikir!," ungkap Cak Lontong, mengutip siaran pers Sevima, Rabu, 22 Desember 2021.

Baca: Cara Sikapi Korban Kejahatan Seksual Sebagai Orang Terdekat
 
Alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini menilai, pendidikan di Indonesia akan terus maju dan berkembang jika teknologi dimanfaatkan. Berikut ini penjelasannya:

1. Ubah Mindset

Kini Indonesia bukanlah sebuah negara tertinggal. Pendidikan di Indonesia memiliki sumber daya manusia dengan segudang keahlian hebat. Tapi tak jarang Indonesia masih terjebak dengan cara-cara lama dalam belajar dan bekerja.
 
"Saya insinyur elektro dan sebenarnya minder juga kalau ketemu orang ITS lainnya, karena saya satu-satunya insinyur yang jadi pelawak," ungkap Cak Lontong.
 
Tapi, kata dia, sikap optimistis harus dikedepankan dengan cara minimalis yakni dengan mengubah mindset. Ilmu teknologi tetap dia pakai untuk hal-hal lain seperti mengajar anak. 
 
"Intinya tinggal bagaimana saja mengubah mindset untuk bisa menggabungkan dunia pendidikan ini bersama dengan teknologi," kata Cak Lontong.
 
Baca: Ini 7 Alasan Berkarier Bidang Perpajakan Jadi Idaman

2. Memanfaatkan Teknologi Tidak Boleh Minder

Meskipun banyak sekali negara maju dan orang pintar di luar sana, namun sumber daya manusia di Indonesia menurut Cak Lontong sangat luar biasa. Sayangnya, masyarakat Indonesia biasanya minder dan tak mau belajar ketika menghadapi suatu hal yang belum dikuasainya. Misalnya gagap teknologi (gaptek), lalu menjauhi bahkan memusuhi teknologi. 
 
"Sebelum pandemi, saya jadi delegasi Indonesia. Seperti dikirim via paket, tiba-tiba saya sudah di Filipina dan bertemu perwakilan negara anggota ASEAN lainnya. Ternyata mereka selalu pikir-pikir ketika ketemu Indonesia, kagum dengan kehebatan Indonesia. Oleh karena itu, tolong jangan pernah minder. Kemampuan yang kita miliki sama seperti negara lain," tegas Cak Lontong. 

3. Berani dan Siap Bersaing

Tidak ada jalan mudah untuk berprestasi. Semuanya harus dilakukan dengan perjuangan. Bagi orang tua dan dosen yang sudah berusia lanjut, tentu tidak mudah untuk mempelajari teknologi canggih dan berbagai hal-hal baru. Namun, semangat juang orang tua dan dosen dalam belajar itulah, yang akan menular ke anak dan mahasiswa kita.
 
Orang tua dan dosen tidak boleh lelah dalam mengeksplorasi fitur-fitur kecanggihan teknologi yang sudah banyak tersedia di internet untuk mendidik. Cak Lontong berhatap, orang tua dan pendidik dapat belajar dari kesuksesan Indonesia di masa lalu, yaitu mampu mengekspor guru ke Malaysia, karena semangat juang masyarakat Indonesia yang tinggi.
 
"Pada tahun 1960-an hingga 1980-an, Malaysia mengimpor guru dari Indonesia untuk mengajar anak-anak mereka, itu bukan karena orang Indonesia lebih cerdas. Tapi karena orang Indonesia punya semangat juang yang tinggi dan 'mau mikir'. Ini perlu kita lanjutkan," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan