Suhu panas di Indonesia juga ikut meningkat. Banyak masyarakat mengeluhkan kondisi cuaca akhir-akhir ini. Cuaca panas tidak baik bagi kesehatan tubuh. Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari dapat berbahaya bagi kulit.
Nah, ahli Dermatologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Irmadita Citrashanty, membagikan tiga tips melindungi kulit dari bahaya sinar UV, yakni:
1. Tidak keluar rumah
Irmadita mengimbau masyarakat tidak keluar rumah pada saat matahari terik atau sekitar jam 11-13 siang. Hal itu karena indeks UV tertinggi berada pada jam tersebut sehingga berbahaya untuk kulit bila terpapar langsung sinar matahari.2. Menggunakan perlindungan fisik
Irmadita mengatakan bila terpaksa harus keluar rumah pada saat jam tersebut masyarakat dapat memakai perlindungan fisik untuk melindungi kulit dari pajanan sinar matahari.“Kita bisa memakai topi, baju lengan panjang dengan warna gelap, payung, dan kacamata untuk melindungi kulit kita,” ucap dia dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis, 4 Mei 2023.
3. Menggunakan sunscreen
Dia juga mengimbau masyarakat menggunakan sunscreen dengan SPF 30 PA+++ karena jenis sunscreen tersebut efektif melindungi kulit dari paparan sinar UVA dan UVB.“Jangan lupa untuk mengaplikasikan atau menggunakan ulang penggunaan sunscreen tadi setiap kurang lebih 3-4 jam sekali apabila akan terpapar sinar matahari lagi. Karena apa? Sunscreen ini bisa terhapus oleh keringat jadi efektivitasnya akan berkurang,” papar dia.
Bahaya sinar ultraviolet (UV)
Pengurus Lembaga Pengembangan dan Pelatihan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) itu juga menjelaskan beberapa macam bahaya kulit terpapar oleh sinar UV.1. Sunburn atau luka bakar
Irmadita mengatakan sunburn atau luka bakar dapat langsung terjadi karena pajanan sinar matahari. Beberapa gejala yang bisa timbul, yaitu kulit kemerahan, perih, hingga luka lecet.2. Penuaan dini
Pajanan sinar UV juga dapat mengakibatkan penuaan dini yaitu terjadinya penuaan lebih awal ketimbang seharusnya.“Tanda-tanda penuaan dini ini bisa berupa hiperpigmentasi, kerutan wajah, kekenduran kulit, hingga keratosis seboroik atau kutil yang muncul lebih awal dari usia,” jelas Wakil Ketua 3 Kelompok Studi Tumor dan Bedah Kulit Indonesia (KSTBKI) itu.
3. Kanker kulit
Irmadita mengatakan insidensi kanker kulit di Indonesia dan negara-negara Asia cenderung lebih rendah ketimbang ras kulit putih di negara-negara barat. Namun, hal itu tidak memungkiri potensi terjadinya kanker kulit. Oleh sebab itu, masyarakat tetap perlu waspada.Itulah tiga tips melindungi kulit dari sinar UV beserta bahaya sinar UV. Semoga membantu.
Baca juga: Apa Perbedaan SPF 15 hingga SPF 100? Ini Penjelasannya |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News