“Generasi muda perlu memperkuat literasi keuangan sejak dini dengan belanja berdasarkan prioritas, menahan kesenangan jangka pendek, dan mengalokasikan investasi untuk masa depan,” kata Periset Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bahtiar Rifai dikutip dari unggahan di akun Instagram @brin_indonesia pada Rabu, 30 Oktober 2024.
Bahtiar menegaskan, yang menjadi salah satu pemicu tingginya tingkat konsumsi impulsif di kalangan muda adalah Fear Of Missing Out (FOMO). “Yang tidak kalah penting, jangan bergaya hidup FOMO, doom spending, juga impulsive buying, tapi ikuti cara masyarakat menengah ke atas dalam menghasilkan uang!,” lanjutnya.
Kondisi ini mempertegas pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak. Agar masyarakat terhindar dari bencana finansial dan mampu menjaga kestabilan ekonomi di masa depan.
Dengan berbagai masalah finansial yang dihadapi masyarakat diuraikan secara mendalam, mulai dari pola konsumsi, perilaku generasi muda, hingga rendahnya literasi keuangan.
Akar Permasalahan
Pola pikir instan yang dipengaruhi oleh kemajuan teknologi digital dan media sosial yang mengakibatkan flexing atau pamer gaya hidup. Kurang literasi digital yang menyebabkan pembelajaran menjadi sporadis dan tidak terencana.Selain itu, banyak yang kesulitan menahan keinginan jangka pendek untuk mencapai tujuan finansial yang lebih besar di masa depan. Dampaknya, berbagai keputusan konsumsi seringkali diambil tanpa mempertimbangkan kebutuhan jangka panjang.
Kecenderungan Masalah Finansial Saat Ini:
- Berbagai kecenderungan permasalahan finansial kini semakin membayangi generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial karena mereka dikenal sebagai digital native. Karena meskipun digital native, namun ternyata keduanya merupakan generasi yang paling rentang menganggur.
- Generasi muda sebenarnya memiliki kemewahan dalam mengakses digital, namun sayangnya kemudahan tersebut lebih banyak digunakan untuk kegiatan konsumtif ketimbang hal-hal produktif dan inovatif.
- Gen z dan milenial bahkan diproyeksikan akan menghadapi kesulitan untuk memiliki rumah
- Generasi milenial disebut sebagai generasi yang konsumtif, di mana 70 persen penghasilan yang mereka miliki digunakan untuk kebutuhan jangka pendek (gaya hidup, membeli kopi kekinian. travelling, healing, nonton konser, fesyen dan lainnya)
- Gaya hidup di atas diperburuk dengan kecenderungan FOMO yang mendorong mereka mengikuti tren tanpa perencanaan keuangan yang matang.
- Tingginya ketergantungan terhadap layanan paylater dan pinjaman online untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup.
Solusi Penguatan Literasi Keuangan
- Penguatan literasi keuangan melalui kurikulum sederhana.
- Peningkatan peran perbankan serta manajemen investasi.
- Struktur piramida kebutuhan juga perlu diterapkan, dengan mengutamakan kebutuhan dasar seperti tempat tinggal, transportasi, pangan, pendidikan, dan kesehatan.
- Memperbanyak kampanye iklan di layanan masyarakat serta media sosial mengenai menabung hingga investasi.
- Figur yang dapat menjadi role model, seperti Kaluna yang berhasil menabung Rp300 juta per bulan dengan pendapatan Rp6 juta.
- Pemilihan pergaulan yang dapat mendukung pencapaian mimpi.
- Mengurangi keinginan untuk mendapatkan hasil instan dengan membuat rencana jangka panjang mengenai tujuan karir dan kehidupan ingin dicapai.
| Baca juga: Hari Keuangan Nasional, Ini 8 Tips Mengatur Uang Bagi Mahasiswa |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
