Mahasiswi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) itu seolah berada di persimpangan dan kesunyian. Kerongkongan kering tercekat keadaan.
“Mestinya hal ini tak terjadi. Sebagai cucu, Aku nyesek. Harusnya ada cara mengatasi stroke ini,” ujar Shafira kepada Medcom.id, Jumat, 20 Januari 2023.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Stroke telah menjadi hantu nyata bagi manusia. Penyakit ini menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia dan kecacatan nomor satu di dunia.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada 2022, satu dari empat orang di dunia berpotensi terserang stroke. Karena itu, riset dan inovasi penyembuhan penyakit ini terus dilakukan.
Menghadapi serangan stroke tidaklah mudah. Lebih-lebih penanganan stroke memakan biaya pengobatan yang tidak murah.
Jadi ide VirtuoStroke
Melihat kendala itu, sivitas akademika Universitas Indonesia (UI) turun tangan. Ide penanganan stroke di UI muncul dari Shafira karena neneknya sendiri menjadi korban. Shafira mengajak dua temannya di Fasilkom UI menghadirkan inovasi bagi pasien Stroke. Dua temannya itu, Zafira Binta, dan Muhammad Danial Yusra.Ketiganya merancang aplikasi VirtuoStroke guna mengatasi stroke dengan biaya murah. Shafira kembali mengenang bagaimana neneknya berjuang menghadapi stroke selama delapan tahun.
Baginya dan keluarga sangat sulit memberikan terapi untuk neneknya, karena kendala biaya. Biaya rehabilitasi dengan model latihan yang tersedia saat ini tak ramah di kantong.
“Karena enggak dilatih, jadi kalau enggak ada latihannya, itu enggak membaik dan meninggal gara-gara itu. Coba dulu ada latihannya, yang murah, mudah, dan enggak harus ke rumah sakit, mungkin cerita nenek akan berbeda. Tapi, dari sini juga saya dan teman-teman mencoba memberi solusi, menghadirkan VirtuoStroke yang biaya pengobatannya tidak mahal, aksebilitasnya tinggi, dan mampu memotivasi pasien,” papar dia.
Ia percaya aplikasi besutannya ini akan mampu menjadi harapan baru bagi penanganan stroke. Baik bagi pasien stroke di Indonesia maupun dunia.
VirtuoStroke yang berbasis smartphone, membuat pasien dapat berpindah rehabilitasi dari rumah sakit ke rumah. VirtuoStroke ini menyediakan tiga fitur yang sangat inovatif bagi pasien stroke.

VirtuoStroke buatan mahasiswa UI. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Fitur utama yang dihadirkan ialah membantu setiap pasien mendapatkan rencana rehabilitasi stroke yang baik. Salah satunya, memberikan stimulasi dalam bentuk permainan yang dapat melatih gerakan atau motion controlled games.
Zafira mengungkap permainan berbasis aplikasi dari VirtuoStroke ini dibentuk setelah berkonsultasi dengan dokter Rifqi Averrouze Hasbiandra. Seorang dokter spesialis Rehabilitasi Medik Kembalikan Fungsi Tubuh (Sp. KFR).
Pada fitur kedua, aplikasi menyajikan data yang dapat melacak kemajuan rehabilitasi. Fitur ketiga, memberikan kemudahan bagi pasien untuk konsultasi dengan dokter jarak jauh.
"Dengan aplikasi ini, semua akan terasa mudah, latihan bagi pasien efektif dan murah. Asal punya handphone saja itu bisa. Jadi, tidak ada biaya mahal sampai ke rumah sakit, bayar alat khusus, dan sebagainya," beber Danial.
VirtuoStroke unjuk gigi di kompetisi internasional
Setelah aplikasi dirilis, Shafira bersama timnya berkoordinasi dengan sivitas akademika untuk memutakhirkan inovasi VirtuoStroke. Bahkan, timnya membawa VirtuoStroke ke kompetisi teknologi tingkat dunia.VirtuoStroke maju dalam kompetisi teknologi Imagine Cup 2022. VirtuoStroke menjelma sebagai penguat posisi UI dalam dunia riset dan inovasi pada pendidikan tinggi di Indonesia.
Di kompetisi internasional itu, VirtuoStroke unjuk gigi. Dengan nama tim Makara Tech, Shafira dan teman-temannya bersaing dengan puluhan ribu mahasiswa dari 160 negara pada ajang bidang teknologi dan perancangan perangkat lunak bergengsi dunia tersebut.
"Kami jadi finalis dunia dan berhasil masuk 16 besar untuk Asia region," tutur Shafira.
Hasil riset dan inovasi yang dikerjakan tim Makara Tech ini tentunya akan menjawab kebutuhan industri kesehatan. Pada bidang ilmu komputer pun, inovasi VirtuoStroke telah memberi nilai tambah pada bidang keilmuan tersebut.
"Aplikasi ini akan terus kami kembangkan, saat ini Hak Kekayaan Intelektual juga sedang diupayakan dan kemudian hadir di masyarakat. Kami ingin aplikasi ini impactful ke masyarakat, aplikasi ini jadi salah satu obat terapi, kita kerja sama ke rumah sakit untuk bisa digunakan atau nanti bisa didapatkan aplikasinya di Playstore secara mudah dan murah karena saat ini semua orang pasti punya handphone," ujar Danial.
Peran sivitas akademika dan alumni
Dekan Fasilkom UI, Petrus Mursanto, salut atas capaian tim Makara Tech. Sebab, inovasi ini telah menjadi penguat posisi UI dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia, Asia Tenggara, bahkan dunia."Solusi teknologi inovatif yang diciptakan untuk menjawab tantangan-tangangan terbesar di dunia," tutur Mursanto kepada Medcom.id, Jumat, 20 Januari 2023.

VirtuoStroke bikinan mahasiswa UI. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Mursanto menyebut, saat ini, pengujian VirtuoStroke semakin masif. Ia mengaku dari sejumlah uji coba, pengguna aplikasi menunjukkan rasa puas dan efektif dalam rehabilitasi stroke.
"Memang semangat dan arahan kami ini bagaimana menghasilkan produk inovasi yang menjawab kebutuhan real, semua proyek mahasiswa, tugas mahasiswa, tugas akhir kami arahkan untuk menjawab tantngan dunia usaha dan indusrti, masyarakat, sehingga produk bukan cuma tulisan, publikasi, tapi menjawab kebutuhan real," jelas dia.
Daya juang tim Makara Tech juga tak lepas dari peran aktif Alumni UI. Ya, dokter yang menjadi mentor Shafira dan teman-temannya saat merancang aplikasi, Rifqi Averrouza Hasbiandra, merupakan alumni UI.
Semangat inovasi dalam Dies Natalis ke-73 UI
Capaian lalu, menjadi bahan bakar terbaik untuk melesat di masa datang. Menginjak usia baru, UI mantap melihat ke depan.Pada peringatan Dies Natalis ke-73, sivitas akademika menjadikan capaian yang telah diraih untuk terus berinovasi. Mursanto berharap seluruh mahasiswa UI memiliki semangat yang sama seperti Shafira, Zahira, dan Danial di Makara Tech.
"Mahasiswa harus terus berinovasi, mahasiswa adalah bagian dari masyarakat yang artinya mereka harus menjadi darah dari perubahan itu sendiri. Capaian harus kita tingkatkan untuk menumbuhkan UI dan mengabdi untuk masyarakat," tutur Mursanto.
Danial mengatakan UI merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia. Karena itu, UI harus memberi manfaat banyak untuk masyarakat.
"Di sini kita punya akses luas, banyak yang bisa kita lakukan. Dan Indonesia memiliki banyak masalah, di sisi lain bagi kita mahasiswa harus hadir melihat masalah sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Di UI banyak fasiltas dan banyak orang hebat di dalamnya untuk kita bisa memberikan kontribusi menyelesaikan masalah," ujar Daniel.
Pencapaian yang telah diraih hanyalah bonus bagi UI. Tujuan utama inovasi bagi UI adalah untuk menghadirkan produk bermanfaat bagi masyarakat luas.
Agar riset dan inovasi menjadi lebih kuat, UI membuka keran kolaborasi penelitian. Rektor UI Ari Kuncoro menyebut riset kolaboratif akan memancing ragam ide dalam penelitian dan jurnal yang dihadirkan.
"Saling memberi inspirasi ini akan memberikan implikasi yang besar. Saat ini, publikasi yang bereputasi diarahkan bukan dari sisi kuantitas, tapi sitasi. Karena itu kolaborasi menjadi penting antardisiplin, antaruniversitas, dan bangsa itu yang mendapatkan nilai tertinggi dalam pemeringkatan sekarang terutama mencapai World Class University," ujar Ari.
Apa yang disampaikan Ari telah menjadi kenyataan. UI masuk dalam Top 18 universitas terbaik di Indonesia versi Times Higher Education (THE) World Class University 2023.
Bahkan, dari 18 universitas di Indonesia dalam pemeringkatan tersebut, UI berada di posisi pertama. Pemeringkatan THE telah diakui global dan menjadi salah satu penyedia peringkat teratas untuk penilaian kualitas institusi di seluruh dunia.
Penilaian THE mencakup 13 indikator. Adapun indikator tersebut dikalibrasi dengan cermat dengan mengukur kinerja institusi.
Kinerja yang dilihat mulai dari bidang pengajaran, penelitian. Selain itu juga dilihat transfer pengetahuan dan pandangan internasional terhadap perguruan tinggi.
THE juga menganalisa kutipan untuk mengukur peran universitas dalam menyebarkan pengetahuan dan gagasan baru. Setidaknya, THE menganalisis 121 juta kutipan dari 15,5 juta publikasi penelitian.
Baca juga: Farmasi UI Gandeng BRIN Kembangkan Bahan Baku Obat dari Biota Laut |