”Saat ini, sudah banyak yang menggunakan aplikasi sosial network dalam publikasinya. Hasilnya untuk mempermudah dalam memahami pembahasan sebuah isu. Begitu pula penggunaan untuk presentasi, sehingga dalam satu screen bisa merangkum begitu banyak isu. Dengan sedikit penjelasan, peserta dengan mudah akan memahami yang kita bahas,” kata Kepala Pusat Riset Kependudukan (PRK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nawawi dilansir dari laman BRIN, Kamis, 15 Februari 2024.
Pernyataan tersebut disampaikan Nawawi dalam Pelatihan Analisis Jaringan Sosial tentang Pengenalan dan Penggunaan Analisis Jaringan Sosial dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dengan UciNet dan NetDraw. Pelatihan tersebut, menurut Nawawi, bisa menjadi salah satu alternatif dalam memanfaatkan aplikasi teknologi digital pada konteks menganalisis isu-isu tertentu untuk mengelola sumber daya alam.
“Tujuannya, untuk memahami dasar-dasar jaringan sosial sebagai salah satu pendekatan dalam penelitian. Meningkatkan relevansi dan mempromosikan pengaplikasian, dan meningkatkan kemampuan penggunaan perangkat lunak dalam studi-studi sosial,” tambahnya.
Peneliti PRK BRIN, Lila Juniyanti sebagai pembicara turut memberikan pelatihan dengan menganalisis mulai dari dasar-dasar jaringan sosial. Data dan level analisis datanya, serta contoh penggunaan alisis jaringan sosial pada riset.
“Jaringan sosial ini penting dan menarik dipelajari, karena manusia tidak dapat tanpa berkomunikasi. Kita melakukan sesuatu hampir tidak mungkin melakukan sendiri, pasti akan berelasi dengan orang lain,” ungkap Lila.
Lila menambahkan, bagi seorang peneliti yang baginya sangat mengedepankan kolaborasi. Mereka tidak dapat melakukan penelitian sendiri, dan pasti membutuhkan orang lain.
Dirinya menjelaskan tentang jaringan sebagai aktor yang memiliki relasi dengan aktor lain dalam suatu relasi khusus. Ada tiga hal penting mengapa jaringan perlu dipelajari, pertama, jaringan mendeskripsikan proses yang menjelaskan terjadinya suatu fenomena tertentu.
"Kedua, jaringan menekankan pada posisi aktor dan kekuatan aktor dalam struktur sosial. Ketiga, riset tentang jaringan dapat membandingkan aktor di dalam suatu jaringan atau membandingkannya dengan struktur jaringan lain yang berbeda,” rincinya.
Kemudian ia menjabarkan jenis data dalam jaringan sosial. ‘’Valued data disebut sebagai data yang menunjukkan kekuatan relasi, sedangkan non value data yaitu data yang hanya menunjukkan relasi antar aktor. Selanjutnya, teknik pengumpulan data yaitu dokumen, interview, dan observasi. Sedangkan level analisis data, antara lain analisis sentralis, analisis level kelompok, dan struktur,” ungkapnya.
Ia lantas menjelaskan, dalam pengelolaan sumber daya alam, analisis jaringan sosial dapat memberikan wawasan yang berharga tentang membuat Keputusan. Kemudian informasi disebarkan, dan sumber daya didistribusikan dalam suatu sistem.
Selanjutnya dalam analisis jaringan sosial juga dapat membantu dalam memahami dinamika kolaborasi dan konflik antara pemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya alam.
”Dengan menganalisis pola keterhubungan antara berbagai aktor dalam jaringan, kita dapat mengidentifikasi potensi untuk kerja sama atau persaingan dalam upaya pengelolaan sumber daya alam. Selain itu, analisis jaringan sosial dapat membantu dalam memahami penyebaran informasi dan inovasi. Dalam konteks pengelolaan sumber daya, melalui pemetaan jaringan komunikasi, dan pertukaran informasi antara berbagai aktor dalam jaringan,” bebernya
Dengan hal itu, dapat mengidentifikasi jalur komunikasi yang efektif dan aktor yang berperan sebagai penghubung utama dalam penyebaran informasi. Menurut pandangannya, hal ini penting dalam merancang strategi komunikasi dan advokasi yang efektif untuk mendukung upaya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Usai pemaparan, peserta dipandu dalam praktik penggunaan perangkat lunak UciNet dan NetDraw. Kegiatan ditutup oleh Ketua Kelompok Riset SEEJ PRK, Handoyo yang berharap agar pelatihan tersebut bisa menjadi forum dan alat untuk memperluas jejaring.
Baca juga: Tunjukkan Taring, Program Doktor Ilmu Pertanian Unhas Raih Sinta Score Tertinggi di Indonesia |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News