Alih-alih menyeramkan, pelepasan nyamuk disambut gembira warga. Sebab, pelepasan nyamuk ber-wolbachia ini dalam rangka penelitian pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Teknologi nyamuk ber-Wolbachia terbukti efektif mengurangi 77 persen kasus DBD dan 86 persen rawat inap karena Dengue," beber peneliti utama World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Adi Utarini, di Universitas Gadjah Mada, Rabu, 22 November 2023.
Adi mengungkapkan pelepasan tahap pertama di Yogyakarta berlangsung selama tujuh bulan dengan cara menitipkan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia ke rumah warga.
Penitipan ember selanjutnya meluas ke wilayah intervensi penelitian Kota Yogyakarta pada awal 2017, dan melengkapi seluruh wilayah Kota Yogyakarta pada akhir 2020.
Total, tak kurang dari 11.200 ember dititipkan kepada orang tua asuh (OTA) nyamuk di seluruh Kota Yogyakarta. Hingga kini, persentase nyamuk yang dapat menghambat penularan virus dengue tersebut stabil tinggi di seluruh wilayah Kota Yogyakarta.
Perempuan yang akrab disapa Uut ini menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Kota Yogyakarta. Dia menyebut Pemkot telah mengambil keputusan penting dengan melakukan transformasi kesehatan terkait pengendalian DBD menggunakan inovasi nyamuk ber- Wolbachia.
Uut menyebut hingga Oktober 2023, hanya terdapat 67 kejadian DBD di Kota Yogyakarta. Angka ini merupakan yang terendah dalam 10 tahun terakhir di Yogyakarta.
"Wolbachia menjadi teknologi yang melengkapi usaha pengendalian DBD yang efektif menurunkan angka kasus di Kota Yogyakarta," papar dia.
Baca juga: Pro Kontra Nyamuk Wolbachia, Pakar UGM: Aman Bagi Manusia |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News