Kontingen mahasiswa UNS dalam Pi-Envex 2020 beranggotakan Ahmad Imam Syafi’i asal Program Studi (Prodi) D3 Agribisnis Hortikultura Sekolah Vokasi (SV), Fauzia Diah Rahayu asal Prodi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian (FP), Gallanta Andre Perdana Putra asal Prodi D3 Agribisnis Hortikultura SV, Hulwa Anindya Pratiwi asal Prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dan Windi Mulyani asal Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP. Dosen pembimbing mereka yakni Feri Setyowibowo.
Dalam kompetisi yang digelar oleh Malaysia Research and Innovation Society (MyRis), kelimanya menciptakan Darikulo yang merupakan produk fungisida organik untuk mencegah pembusukan buah pada tanaman tomat.
"Darikulo adalah fungisida organik dari ekstrak kulit jeruk pamelo untuk mencegah pembusukan buah akibat phatogenic thanatephorus cucumeris di tanaman tomat," ujar salah satu kontingen mahasiswa UNS, Windi Mulyani, mengutip laman UNS, Senin, 13 Juli 2020.
Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP tersebut menerangkan jika tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Oleh karena itu, tanaman tomat dipilih untuk dijadikan objek inovasi Darikulo.
"Lomba ini tajuknya ‘Pi-Envex will have focused on the commercialization and marketability, patent or license granted, and design packaging or aesthetic value of product’ dan latar belakang kami membuat Darikulo ini adalah penyebab masalah membusuk pada tomat terjadi karena phatogen thanatephorus cucumeris," ujar Windi.
Selain itu, Windi bersama rekan-rekannya juga berinisiatif untuk mengurangi limbah jeruk pamelo. Windi mengatakan usai jeruk pamelo dipanen kulitnya kerap kali kurang dimanfaatkan dengan baik.
Secara eksklusif, Windi menerangkan proses pembuatan Darikulo. Ia mengatakan dalam proses pembuatan ekstrak kulit jeruk Pamelo mereka membutuhkan etanol yang berfungsi sebagai pelarut.
"Proses pembuatan Darikulo caranya produk kulit jeruk pamelo dicuci hingga bersih. Kemudian, kulitnya dipotong-potong dengan ukuran 0,5 sentimeter dan selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan blender," jelas Windi.
Usai dihaluskan, kulit jeruk pamelo ditumbuk dan kemudian direndam dengan 96 persen satu liter etanol selama dua hari. Selanjutnya, kulit jeruk pamelo disaring dengan menggunakan kain gelap sehingga larutan ekstrak etanol orange berhasil diperoleh. Proses terakhir adalah penguapan rotari untuk memisahkan etanol dengan ekstrak selama 15 jam.
Baca: Menristek Dorong Peneliti Indonesia Kembangkan Mesin RT PCR
Windi mengatakan Darikulo dapat diaplikasikan untuk menyemprot tanaman tomat. Penggunaan Darikulo disemprotkan seminggu sekali untuk mengendalikan buah yang membusuk pada tanaman tomat.
Darikulo yang mereka ciptakan juga disebut Windi ramah lingkungan. Sebab, produk fungisida organik tersebut dibuat dari bahan alami sehingga tidak berbahaya jika dibandingkan dengan pestisida kimia.
Proyek ini disebut menghadirkan inovasi pestisida alami yang ramah lingkungan, mengurangi pembusukan pada tomat, serta mengurangi limbah kulit jeruk pamelo. Nantinya, Darikulo dikemas dalam botol dengan volume 500 mililiter dengan harga Rp17.500.
"Kemasan botol fungisida Darikulo juga dilengkapi dengan banyak informasi tentang produk seperti merek, barang, netto," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id