"Jangan sampai yang ditakutkan epidemiolog itu seolah-olah vaksin ada, protokol kesehatan dilepas," kata Defriman saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 14 Januari 2021.
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand tersebut mengaku sering menyampaikan agar protokol kesehatan tetap wajib diterapkan. Sebab, pandemi belum berakhir.
?????Ia mengatakan, harapan berakhirnya pandemi covid-19 harus terus dijaga. Asa itu tak boleh pudar lantaran masyarakat sudah tidak patuh protokol kesehatan dengan dalih vaksin sudah ada.
"Oleh karena itu saya selalu ingatkan jangan harapan ini malah jadi bahaya ke depannya," ujar Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Provinsi Sumbar itu.
Baca: Epidemiolog Unair Beberkan Keunggulan Vaksin Sinovac
Ia juga menyoroti tindakan yang dilakukan presenter Raffi Ahmad yang tidak patut dicontoh masyarakat karena abai protokol kesehatan. Setelah disuntik vaksin bersama Presiden Joko Widodo dan petinggi negara lainnya di Istana Negara, Raffi Ahmad diketahui menghadiri sebuah kegiatan tanpa menerapkan protokol kesehatan.
Sebagai seorang publik figur, kata dia, dikhawatirkan sikap dan perbuatannya menjadi contoh buruk bagi masyarakat. Akibatnya, penerapan protokol kesehatan selama 11 bulan terakhir bisa sia-sia.
"Apalagi Raffi Ahmad ini publik figur, dikhawatirkan ditiru oleh masyarakat," ujar dia.
Ia menjelaskan, pascavaksinasi covid-19, seseorang minimal membutuhkan waktu 14 hari untuk mengetahui apakah antibodi atau kekebalan telah terbentuk di dalam tubuh. Dalam kurun waktu tersebut peluang terinfeksi virus masih ada apalagi protokol kesehatan tidak dilakukan dengan baik dan benar sesuai anjuran pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News