Penelitian ITS soal mengatasi pencemaran minyak bumi dengan bakteri. DOK ITS
Penelitian ITS soal mengatasi pencemaran minyak bumi dengan bakteri. DOK ITS

Peneliti ITS Temukan Cara Atasi Pencemaran Minyak Bumi di Laut dengan Bakteri

Renatha Swasty • 01 Maret 2022 18:13
Jakarta: Tim peneliti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memanfaatkan biodegradasi untuk mengatasi masalah pencemaran minyak bumi di laut. Pencemaran minyak bumi bisa disebabkan oleh kebocoran saat aktivitas pengeboran minyak bumi dan tumpahan saat pengiriman menggunakan kapal.
 
Biodegradasi merupakan metode pemulihan pencemaran dengan memanfaaatkan mikroorganisme tertentu dengan menguraikan senyawa kimia pencemar. Biodegradasi ini juga mampu menjadi solusi ramah lingkungan pada lingkungan tercemar.
 
Salah satu peneliti, Harmin Sulistyaning Titah, menuturkan untuk mengukur seberapa besar tingkat tercemarnya ditentukan dengan nilai Total Petroleum Hydrocarbon (TPH). Pada sampel air laut tercemar yang diambil dari perairan Madura didapatkan nilai TPH sebesar 2.600-3.000 mg/L, sementara itu, nilai TPH lingkungan yang baik adalah 1.000 mg/L atau di bawah 1 persen.

“Berarti air laut di kawasan tersebut sudah sangat tercemar,” kata Harmin dalam keterangan tertulis, Selasa, 1 Maret 2022.
 
Dia menjelaskan biodegradasi pada penelitian ini memanfaatkan bakteri Bacillus subtilis dan Pseudomonas putida. Harmin menjelaskan penelitian menggunakan metode bertahap.
 
Metode ini merupakan metode kombinasi penambahan dari dua bakteri. Sebagai contoh, kombinasi tersebut menggunakan bakteri Pseudomonas putida untuk bekerja menguraikan sampel terlebih dahulu, kemudian ditambahkan dengan bakteri Bacillus subtilis.
 
Tujuan menggunakan metode ini ialah untuk mengetahui tingkat efektivitas bakteri dalam menguraikan senyawa kimia polutan dengan kadar tinggi. Terbukti, dalam pengujian laboratorium selama 35 hari, sampel polutan sudah terurai sebanyak 66 persen.
 
“Kombinasi tersebut memiliki efektivitas lebih tinggi dalam mengurai bakteri,” tutur dia.
 
Harmin juga menyampaikan selain faktor jenis bakteri yang efektif dimanfaatkan untuk menguraikan polutan, terdapat tambahan nutrisi sebagai makanan tambahan untuk bakteri. Nutrisi tersebut didapatkan dari pupuk yang memiliki kandungan unsur kimia nitrogen, fosfor, dan kalium. Fungsi nutrisi ini untuk mempercepat proses penguraian polutan dalam sampel tersebut.
 
Dia mengungkapkan keunggulan biodegradasi ialah bakteri Bacillus subtilis dan Pseudomonas putida yang masing-masing memiliki kemampuan menguraikan polutan dengan sangat baik, kemudian dalam penelitian ini dikombinasikan menjadi satu. Namun, kekurangan dalam penelitian ini terdapat pada durasi waktu biodegradasi yang sangat lama.
 
“Apabila ingin benar-benar bebas polutan, dibutuhkan waktu tiga bulan,” tutur dia.
 
Harmin berharap dalam waktu dekat penelitian ini dapat diterapkan dalam skala nyata bukan hanya skala laboratorium. Meskipun begitu, tetap harus memperhatikan banyak faktor, seperti luas wilayah tercemar, gelombang air laut, iklim, dan banyaknya bakteri yang disiapkan.
 
Penelitian dilakukan sivitas akademika ITS. Mereka terdiri dari Harmin Sulistyaning Titah (dosen Departemen Teknik Lingkungan), Herman Pratikno (dosen Departemen Teknik Kelautan), Ipung Fitri Purwanti (dosen Departemen Teknik Lingkungan), dan Widhowati Kesoema Wardhani ST (mahasiswa PMDSU Departemen Teknik Lingkungan).
 
Baca: Sistem Daur Ulang Air Limbah Ekstraksi Minyak Bumi Inovasi Mahasiswa ITS
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan