Dia menerangkan alasan diperlukannya suntikan atau dosis ketiga untuk pencegahan dari covid-19 dikarenakan penelitian yang mengungkap bahwa sistem imunitas yang menurun dalam kurun waktu enam bulan setelah disuntikkan dua dosis vaksinasi.
"Bicara konteks sekarang dengan varian baru, menurunnya imunitas, yang disebut vaksinasi penduduk itu bukan dua kali suntik, harus tiga kali suntik. Jadi definisi vaksinasi penuh itu bukan dua kali suntik, itu sudah tidak relevan dengan riset saat ini," kata Dicky dalam diskusi daring bertajuk 'Menangkal Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia', Senin, 22 November 2021.
Baca: 89,4 Juta Masyarakat Indonesia Tuntas Vaksinasi Covid-19
Dicky menyebut cakupan vaksinasi di Indonesia saat ini masih jauh dari target untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity). "Yang disebut cakupan 90 persen, 85 persen, 80 persen itu yang tiga kali suntik. Artinya masih jauh, karena sekarang yang dosis dua kali pun masih mengarah 50 persen, artinya perjalanan masih panjang," ungkapnya.
Selain dari vaksinasi, kata dia, imunitas terhadap covid-19 juga bisa didapatkan secara alami karena adanya infeksi yang terjadi di masyarakat. Dicky mengatakan bahwa imunitas yang didapatkan dari vaksinasi dan yang muncul secara alami dari para penyintas covid-19 masih belum cukup untuk membentuk kekebalan kelompok.
Menurut Dicky, kekebalan yang ditimbulkan secara alami karena adanya infeksi juga lebih rendah dibandingkan dengan kekebalan yang didapatkan dari vaksinasi.
"Memang lama proteksinya sama, kurang lebih enam bulan, tapi respon imunitas yang timbul dari orang yang terinfeksi jauh lebih lemah dibandingkan hasil vaksinasi," kata Dicky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News