Suasana TPA Bakung saat truk sampah akan membuang muatan, Kamis, 20 Oktober 2022. Lampost.co/Putri Purnama
Suasana TPA Bakung saat truk sampah akan membuang muatan, Kamis, 20 Oktober 2022. Lampost.co/Putri Purnama

Intip Teknologi Pengelolaan Sampah Hasil Riset BRIN

Renatha Swasty • 21 Februari 2023 18:04
Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus melakukan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan serta invensi dan inovasi bidang persampahan dari hulu sampai hilir. BRIN menawarkan teknologi hasil riset dan temuan dalam mengurangi sampah menyambut Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).
 
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM) BRIN, Haznan Abimanyu, mengungkapkan beberapa produk riset BRIN terkait pengelolaan sampah untuk pengurangan dan pemanfaatan sampah baik sampah medis maupun sampah non medis.
 
“Untuk sampah medis, BRIN telah melakukan riset Alat Penghancur Jarum Suntik (APJS) generasi II yang kompak, murah, dan mudah dipakai dan dirawat, serta membutuhkan komsumsi listrik sangat rendah,” kata Haznan dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 Februari 2023.

Selain itu, BRIN juga mengembangkan Incenerator Sampah Infeksius Covid-19 Skala Kecil untuk pabrik dan perkantoran, Teknologi Bersih Pengolahan Sampah dengan Incinerator-Plasma, Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan Plasma Nanobubble, Metode Daur Ulang Plastik Medis dengan Rekristalisasi, dan Daur Ulang Limbah Masker.
 
Sementara itu, terkait sampah non medis, BRIN sedang mengembangkan alat pengolahan sampah plastik menjadi BBM pada skala komersial/industri, yaitu 1–10 ton sampah plastik/hari). Haznan menjelaskan alat ini berbahan bakar sampah yakni jenis sampah mudah terbakar non-plastik.
 
"Jadi, alat ini dapat mengurangi dua jenis sampah sekaligus. Dengan menerapkan teknologi ini, 20 persen berat sampah atau 48 persen volume sampah dapat dikurangi dan akan menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) bagi daerah yang menerapkannya,” ungkap Haznan.
 
Haznan menyebut BRIN juga tengah bekerja sama dengan mitra mengembangkan teknologi Organic Rackine Cycle dengan memanfaatkan panas buang incinerator berbasis Hydrodrive untuk Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) skala 30 ton/hari untuk menghasilkan listrik. BRIN juga sedang memperkuat strategi management sampah yang optimal di masyarakat.
 
“Kuncinya adalah pemilahan sampah dari sumbernya. Dari eksperimen kami, dengan mengimbau 70 persen masyarakat berpartisipasi secara aktif dalam memilah sampah. Hasil eksperimen kami lainnya adalah seorang pekerja per hari dapat memungut dan memilah sampah untuk 250 kepala keluarga,” tutur dia.
 
BRIN juga sudah mendaftarkan paten alat pengolah sampah organik (Lahsamor) yang dapat mengolah sampah organik di level rumah tangga, tidak bau, mudah dioperasikan, dan tidak memerlukan tambahan aditif ketika mengolahnya. Alat ini cukup diisi dengan 5 kg kompos lama sebagai starter dan tiap hari diputar manual lima kali.
 
“Jika dibuat massal, alat ini bisa diproduksi dengan biaya Rp500 ribu/buah. Apabila dibagikan ke setiap rumah di Indonesia, sampah yang diurusi oleh Pemda tinggal sampah yang kering dan bernilai kalor tinggi yang mudah untuk diolah,” papar dia.

PLTSa di TPA Bantargebang

PLTSa dibangun sejak 2018 dan selesai pada 2019. Pada 2019, dilakukan commissioning dan diresmikan oleh Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan.
 
Pada 2020 sampai 2022, PLTSa dioperasikan oleh DKI Jakarta cq Dinas Lingkungan Hidup didampingi BRIN. PLTSa sudah beroperasi empat tahun lebih.
 
PLTSa Merah Putih, merupakan PLTSa pertama di Indonesia yang beroperasi kontinyu. PLTSa ini didesain, konstruksi, pengoperasian oleh putra putri Indonesia.
“Performance hingga saat ini masih bagus ditandai dengan parameter-parameter desain masih terpenuhi,” ujar Haznan.
 
Hal itu dibuktikan dengan emisi yang masih di bawah baku mutu yang ditetapkan KLHK untuk pembakaran sampah. PLTSa Merah putih sampai saat ini masih menjadi tempat studi banding pemda lain, tempat belajar bagi mahasiswa magang, kuliah lapangan, sampai masyarakat DKI untuk melihat dari dekat proses pengelolaan sampah secara terintegrasi.
 
Haznan menyebut PLTSa digunakan untuk memusnahkan sampah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan secara cepat dan ramah lingkungan dan energi listrik yang terjadi merupakan bonus. Selain itu, PLTSa memakai bahan bakar sampah tidak dipilah sehingga sangat sulit menghasilkan listrik secara optimal.
 
“PLTSa yang dibangun ini adalah fasilitas untuk membakar sampah kering yang sudah sudah dipilah,” tutur dia.
 
Dia menyebut perlu mengedukasi dan menegakkan peraturan agar masyarakat memilah sampah menjadi lima bagian, yaitu sampah organik, sampah bisa didaur ulang, sampah plastik, sampah mudah terbakar non plastik, dan sampah residu. PLTSa ini dimanfaatkan untuk mengolah sampah mudah terbakar non-plastik.
 
“PLTSa di Bantargebang sudah berhasil, tapi belum optimal. PLTSa tersebut masih skala pilot plant skala kecil. Agar lebih optimal maka perlu dibangun skala besar, dan yang tak kalah penting juga masyarakat harus dilibatkan untuk melakukan memilah sampah,” tutur dia.
 
Dia menjelaskan sampah yang tercampur dengan sampah organik basah sangat sulit dibakar dan menghasilkan listrik. Sampah organik ini dapat dijadikan makanan maggot dan maggot bisa dimanfaatkan untuk makanan ayam dan lele.
 
Haznan menyebut PLTSa Bantargebang dapat diterapkan di setiap kota yang menerapkan strategi pilah sampah. Tanpa itu, PLTSa di mana pun di Indonesia sangat sulit dikembangkan secara ekonomis.
 
“Alam Indonesia yang berada di daerah tropis kondisinya bercurah hujan tinggi dan kelembaban tinggi, membuat sampah-sampah di Indonesia berinilai kalor rendah. Hal ini berbeda dengan sampah-sampah dari negera sub tropis yang bercurah rendah dan kelembaban yang rendah,” ujar dia.
 
Selain teknologi dalam PLTSa, BRIN mengembangkan Strategy Integrated City Waste Management.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Baca juga: BRIDA Diharapkan Jadi Motor Penggerak Pembangunan Daerah

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan