Hasil Survei Radiometri.. Foto: Dok. BRIN
Hasil Survei Radiometri.. Foto: Dok. BRIN

Harta Karun Indonesia yang Masih Terpendam, Logam Tanah Jarang dan Aspal Buton

Citra Larasati • 17 Januari 2023 12:38
Jakarta:  Sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia sangat melimpah, seperti emas, tembaga, platina, nikel, timah, batubara, dan migas, yang memiliki nilai mencapai ribuan triliun rupiah. Sumber daya tersebut bahkan menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia.
 
Namun ada sektor pertambangan yang memiliki nilai ekonomi tinggi yang belum digarap dengan baik yaitu Logam Tanah Jarang dan Aspal Buton.  Presiden Joko Widodo Melalui Kementerian Sekretariat Negara secara tegas menyatakan akan menghentikan impor aspal, Selasa (22/9/2022). Hal tersebut dikarenakan potensi aspal yang ada di Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara dinilai sangat besar namun kegiatan produksinya tidak berjalan.
 
Sejalan dengan hal tersebut, Presiden meminta jajarannya agar pengolahan aspal harus dikerjakan oleh Kabupaten Buton melalui berbagai skema kerja sama baik dari BUMN maupun pihak swasta. Presiden berharap agar potensi besar tersebut dapat segera direalisasikan sehingga masyarakat akan mendapatkan manfaat dan Kabupaten Buton dapat hidup kembali sebagai industri penghasil aspal.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menanggapi hal tersebut, Ngopi Minerba (Ngobrol Bareng Periset dan Batubara) yang digelar Pusat Riset Teknologi Pertambangan (PRTPB BRIN) ini mengangkat tema tentang Logam Tanah Jarang dan Aspal Buton. Materi pertama berjudul ‘Penentuan Daerah Prospek Logam Tanah Jarang di Pulau Singkep’ disampaikan oleh Periset Pusat Riset teknologi Pertambangan Adhika Junara Karunianto.
 
Materi kedua ‘Optimalisasi Pemanfaatan Aspal Buton untuk Memenuhi Kebutuhan Aspal Nasional’ disampaikan oleh Agus Miswanto, periset dari pusat riset yang sama.
 
Kepala PRTPB Anggoro Tri Mursito dalam sambutannya menyampaikan, jika dirinya baru saja menerima informasi terkait program kegiatan yang rencananya akan dilakukan di IKN (Ibu Kota Negara) salah satunya merupakan pengolahan Aspal Buton yang pemanfaatannya akan digunakan untuk pembangunan kontruksi wilayah dan sebagainya. "Logam tanah Jarang saat ini juga sangat dibutuhkan untuk pembangunan industri energi seperti industri baterai, elektronik dan sebagainya," katanya dilansir dari laman BRIN, Selasa, 17 Januari 2023.
 
Dalam kesempatan itu Adhika Junara Karunianto memaparkan prospek Logam Tanah Jarang (LTJ) di Pulau Singkep. Pulau terebut merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam tiga besar penghasil timah terbesar di Indonesia.
 
Berdasarkan hasil penelitian ternyata di daerah tersebut mengandung unsur logam tanah jarang. "Daerah potensial logam tanah jarang berdasarkan eksplorasi regional di daerah Singkep adalah eksplorasi daerah granit muncung termasuk bekas galian timahnya dan pelapukan granit muncung yang merupakan zona lateritic," sambungnya.
 
Pada kesempatan yang sama Agus Miswanto meyampaikan, kebutuhan aspal kita itu 1,2 juta ton per tahun yang dihasilkan dari 22 persen aspal minyak produksi Pertamina, 1,74 persen Asbuton dan kekurangannya sebesar 77,39 persen dari Impor.
 
"Sumber daya Asbuton saat ini sangat besar yaitu sebesar 792,5 juta ton dan cadangannya sebesar 182,62 juta ton, namun saat ini produksi Asbuton masih sangat rendah yaitu hanya 43.128 ton pertahun," ujarnya.
 
Agus berharap dengan adanya larangan impor aspal dari pemerintah maka produksi Asbuton dapat meningkat, mengingat sumber daya Asbuton saat ini sangat melimpah.
Baca juga: Pasien Terapi Stem Cell di Indonesia Datang dari Mancanegara

 
(CEU)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif