Laporan Global Assessment Report on Biodiversity and Ecosystem Services 2019 oleh IPBES (The Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services) memaparkan status keanekaragaman hayati bumi kini mengkhawatirkan.
"Tanpa disadari, penurunan biomassa yang sangat signifikan ini menimbulkan dampak dan kerugian yang sangat besar untuk seluruh makhluk hidup di bumi," kata Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna dalam pelatihan dan pembelajaran lingkungan dalam program Belantara Learning Series Episode 3 (BLS episode 3), dikutip dari siaran pers, Rabu, 1 Juni 2022.
Dolly mengatakan, keanekaragaman hayati merupakan hal vital untuk keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya saat ini dan di masa yang akan datang. Keanekaragaman hayati dapat memberikan manfaat ekonomi, dukungan fungsi ekologi, rekreasi, kultural, saintifik, dan lain sebagainya.
Keanekaragaman hayati juga memiliki nilai intrinsik yang berhak untuk tetap hidup, walau tidak memberikan manfaat langsung bagi manusia. Kehilangan atau penurunan kondisi keanekaragaman hayati dapat membahayakan nilai dan fungsi tersebut, serta mempengaruhi kesejahteraan manusia.
Belantara Foundation kembali menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan pembelajaran lingkungan dalam program Belantara Learning Series Episode 3. Episoden ini merupakan kegiatan kolaborasi antara Belantara Foundation, Prodi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan, Fakultas Biologi Universitas Nasional, I-SER FMIPA Universitas Indonesia dan Daemeter Consulting.
Bertepatan dengan momentum Hari Keanekaragaman Hayati sedunia, topik BLS episode 3 kali ini membahas “Nilai Konservasi Tinggi dan Stok Karbon Tinggi untuk Perlindungan Keanekaragaman Hayati Indonesia”. Seperti yang telah diketahui, setiap tanggal 22 Mei, masyarakat global memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia.
Peringatan ini diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati. Pada tahun ini, tema global yang diusung yaitu “Building a shared future for all life” atau “Membangun masa depan bersama untuk semua kehidupan”.
Melalui tema ini, masyarakat dapat mengambil pelajaran bahwa keanekaragaman hayati merupakan jawaban atas tantangan pembangunan berkelanjutan dan fondasi kehidupan yang dapat kita bangun kembali dengan lebih baik.
Melalui BLS Episode 3, diharapkan seluruh peserta yang terlibat (mahasiswa, peneliti, praktisi, swasta, jurnalis dan berbagai pemangku kepentingan lainnya) dapat memperoleh pemahaman mengenai pentingnya nilai konservasi tinggi dan stok karbon tinggi untuk perlindungan keanekaragaman hayati Indonesia.
“Momentum Hari Keanekaragaman Hayati sedunia tahun ini, kami manfaatkan untuk sharing knowledge kepada seluruh stakeholders dan masyarakat luas tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem termasuk pelestarian keanekaragaman hayati, serta hubungannya dengan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan”, ujar Dolly.
Dolly menegaskan, bahwa upaya untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati bukan hanya tugas pemerintah saja, namun butuh dukungan aktif semua pihak. Termasuk sektor swasta dan masyarakat, serta dilakukan dengan pendekatan bentang alam.
Anggota AIPI dan Direktur Pusat Studi Etika Lingkungan Universitas Nasional, Endang Sukara mengingatkan, keanekaragaman hayati Indonesia sangat unik. Bahkan sebagian besar endemik atau tidak dijumpai dimanapun kecuali di Indonesia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengungkapkan potensi ekonomi keanekaragaman hayati terutama untuk bisnis farmasi multi miliar dolar. "Oleh karena itu, kita harus betul-betul menyadari pentingnya keanekaragaman hayati tidak hanya melindunginya tetapi yang lebih penting memanfaatkannya dan keuntungan bagi sebesar-besarnya bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," terangnya.
Kebijakan politik, investasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan bioetika harus dijadikan instrumen utuh untuk mengarusutamakan keanekaragaman hayati dalam pembangunan nasional.
Baca juga: Pecahkan Masalah yang Mustahil, Dosen ITS Ini Terpilih Sebagai Finalis European Inventor Award 2022
Presiden Direktur Daemeter Consulting, Aisyah Sileuw menyebutkan, pendekatan Nilai Konservasi Tinggi dan Stok Karbon Tinggi membantu untuk menyeimbangkan antara kegiatan pembangunan dan konservasi yang meliputi keanekaragaman hayati, jasa lingkungan dan juga kebutuhan sosial budaya masyarakat lokal.
“Jika dilakukan secara konsisten, seharusnya tidak ada lagi dikotomi antara pilihan pembangunan dan konservasi karena masing-masing tujuan akan terpenuhi,” pungkas Aisyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News