Pasalnya, telur bebek memiliki kadar kolesterol tinggi serta memiliki bau amis ketimbang jenis telur lain. Hal ini menjadikan banyak orang menghindari konsumsi telur bebek.
Rendahnya permintaan masyarakat terhadap telur bebek berimbas pada pelaku bisnis telur bebek, seperti peternak dan buruh pengelola peternakan telur bebek. Mereka banyak menghadapi kegagalan dalam berbisnis akibat rendahnya permintaan telur bebek di pasaran.
Sekelompok mahasiswa wirausaha bidang produksi/budidaya prodi S1 Akuntansi FEB Universitas Airlangga (Unair) yang diketuai Rizky Ahmad Maulana Hamdany membuat inovasi telur bebek rendah kolesterol dan bebas bau amis. Bersama keempat rekannya, yakni Vany Erdiyanti Pratama, Rani Idealistanti Osmena, Sulistina, dan Muhammad Hasan Fuadi, mereka membuat usaha bernama Duck Point Special Egg with Low Cholesterol.
Inovasi bisnis itu mengantarkan mereka lolos pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Kemdikbud Ristek RI. “Awalnya, ini bisnis keluarga saya yang ada di Kabupaten Probolinggo. Itu awalnya cuma peternakan bebek biasa,” tutur Rizky dikutip dari laman unair.ac.id, Rabu, 12 Oktober 2022.
Rizky beserta rekan-rekannya memberikan beberapa treatment dalam usaha peternakan telur bebek ini agar menghasilkan produk telur bebek rendah kolesterol dan bebas bau amis. Salah satunya, fresh garlic treatment untuk mengurangi kadar kolesterol dalam telur bebek.
“Itu (fresh garlic treatment) kita merendam pakan bebek dengan air bawang selama satu malam. Kemudian, kita memberikan bebek tersebut pakan bebek yang sudah direndam dengan air bawang dengan komposisi tertentu sehingga telur yang dihasilkan oleh bebek tersebut berkurang kadar kolesterolnya,” papar Rizky.
Rizky beserta rekan-rekannya juga memberikan betel chalk treatment pada proses produksi telur bebek. “Telur bebek itu kita rendam di air betel chalk (kapur sirih) selama tiga jam. Nah, itu terbukti dapat mengurangi bau amis dari telur bebek,” tutur mahasiswa angkatan 2021 itu.
Di bawah bimbingan Ni Made Gitanadya, Rizky beserta rekan-rekannya berharap dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha peternakan telur bebek, utamanya di Kabupaten Probolinggo.
“Kami ingin menyejahterakan buruh peternak bebek yang ada di Kabupaten Probolinggo dengan memberikan pelatihan, kesempatan kerja, dan gaji yang lebih layak pada mereka dengan usaha P2MW ini,” ungkap Rizky.
Menggunakan tagline “Ada Doa Peternak Bebek di Setiap Butirnya,” kelima mahasiswa yang sama-sama memiliki minat di bidang bisnis ini juga berharap dapat melakukan ekspansi bisnis dari inovasi yang mereka gagas.
“Jadi, kita itu tiap harinya memproduksi 90-100 butir telur dan itu tergantung sama kondisi bebeknya juga. Kami mau ekspand bisnis jadi 200 telur,” papar Rizky.
Baca juga: Oktober, Alumni Unair Bakal Luncurkan Aplikasi untuk Bantu Budidaya Walet |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News