Dosen Departemen Biologi IPB University Hamim mengungkapkan, contoh implementasi ilmu biologi dalam entrepreneur adalah pada teknik hidroponik
"Hidroponik sangat efektif pada negara-negara maju, karena lahan sudah sedikit. Salah satu contoh dari hidroponik adalah vertical farming," kata Hamim mengutip siaran pers IPB University, Rabu, 2 Juni 2021.
Baca: Alat Deteksi Gempa UGM Berhasil Deteksi 3 Hari Sebelum Kejadian
Ia menjelaskan, vertical farming merupakan pertanian yang dilakukan secara indoor tanpa memerlukan lahan yang luas. Budidaya ini menggunakan teknologi yang canggih yakni artificial light. Vertical farming juga bisa disebut sebagai Plant Farming with Artificial Light (Jepang) dan Indoor Farming (Amerika).
Vertical farming memiliki banyak manfaat, salah satunya mengurangi biaya transportasi dan hasil produksinya lebih segar dibandingkan menanam dengan cara tradisional. Jenis tanaman yang dapat digunakan untuk vertical farming adalah sayuran, tanaman obat-obatan dan herbal, pangan fungsional, buah-buahan seperti strawberry, blueberry dan lain-lain.
Ia menambahkan, hidroponik harus dirancang sesuai dengan kebutuhan tanaman secara efisien. Misalnya, menyediakan kebutuhan akar tanaman dengan air dan hara yang seimbang, menjaga ketersediaan pertukaran gas antara akar dan larutan nutrisi, dan melindungi dehidrasi yang mungkin terjadi akibat listrik padam.
"Model aplikasi hidroponik ada beberapa macam, yakni kultur agregat/kultur pasir, wick system, dutch bucket method, rockwool slab drip, nutrient film techniques, raft system dan aeroponics," ujarnya.
Baca: Dosen IPB Teliti Pengembangan Wisata di Taman Nasional Kepulauan Seribu
Selain hidroponik, implementasi biologi dalam bisnis dapat diterapkan pada teknik kultur jaringan. Teknik ini merupakan metode untuk mengisolasi bagian tanaman seperti sel, jaringan atau organ, serta membudidayakannya dalam lingkungan yang terkendali (secara in vitro) dan aseptik. Tujuannya, agar bagian tanaman tersebut dapat beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk keberhasilan usaha pembibitan tanaman dengan kultur jaringan. Contohnya, ketersediaan fasilitas laboratorium yang memadai, ketersediaan induk unggul dan bersertifikat, pengelolaan dana, kesesuaian kompetensi, penyusunan jadwal kerja, monitoring kinerja dan gaji yang sesuai.
"Penyusunan rencana target produksi, serta aktif melakukan penelitian," tutur pakar fisiologi tanaman IPB University ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id