Lima orang mahasiswa dari Fakultas Biologi UGM beranggotakan M. Syafiatul Huda, Maulana Dias Pratama, Alfian Nur Prastyo, Abdul Aziz dan Azima Farida. Mereka memanfaatkan Larva maggot lalat Black Soldier Fly (BSF) atau lalat ijo dan tanaman mata ikan (Azolla microphylla) sebagai bahan utama pembuatan pakan ikan alternatif.
"Kedua bahan tersebut dipilih karena selain dapat diperoleh dengan mudah dan harga yang murah, namun berpotensi menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi," kata Syafiatul Huda, mengutip siaran pers UGM, Selasa, 9 November 2021.
Huda menyebutkan larva maggot memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yakni 32,31 persen dan mampu disinergikan dengan program pengelolaan limbah organik hasil sektor pertanian dan limbah rumah tangga. Sementara, tanaman mata ikan atau sering disebut mata lele ini memiliki siklus hidup yang cepat karena mampu menggandakan diri dalam waktu 2-10 hari.
"Tanaman mata ikan memiliki kandungan protein sebanyak 24-30 persen dari total berat kering dengan asam amino yang lengkap dan serat kasar antara 15-17 persen," paparnya.
Baca: Mahasiswa ITS Teliti Kualitas Udara di Jawa Saat Pandemi
Tidak sekadar mengembangkan ide inovasi, kelima mahasiswa ini melalui bimbingan dosen Fakultas Biologi UGM Trijoko, melaksanakan pelatihan pembuatan pakan menggunakan kedua bahan tersebut di desa Hargowilis, Kokap, Kulonprogo. Pelatihan ini melibatkan 12 orang dari perwakilan kelompok tani yang ada di desa Hargowilis yang dihadiri langsung oleh Kepala Dusun Klepu, Haryono.
Pelatihan pembuatan pakan ikan alternatif ini mengenalkan praktik budi daya dan pembuatan pakan ikan secara langsung. Selain itu, petani perikanan juga diajarkan teknik budi daya larva maggot, teknik budi daya tanaman mata ikan, dan teknik proses pembuatan pakan ikan.
"Melalui pelatihan ini diharapkan kelompok tani yang berkecimpung di sektor perikanan mampu memproduksi pakan ikan secara mandiri dengan biaya murah tapi tetap memiliki kualitas pakan yang tinggi sehingga hal tersebut mampu meningkatkan kualitas ekonomi dari masyarakat Desa Hargowilis," kata Huda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News