"Saya mendorong agar perguruan tinggi se-Indonesia turut memanfaatkan inovasi ini yang merupakan produksi dalam negeri," kata Arif melalui siaran pers, Selasa, 29 Desember 2020.
Rektor IPB University itu menyatakan, IPB telah memesan GeNose C19 untuk kepentingan tes cepat di Klinik IPB.
Lima ribu unit alat deteksi Covid-19 lewat embusan napas inovasi tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) siap didistribusikan pada pertengahan Februari 2020. Alat ini terbukti memiliki sensitifitas hingga 90 persen dan spesifitas mencapai 96 persen.
Satu unit Genose C19 dijual Rp62 juta dan dapat digunakan untuk mendeteksi covid-19 melalui embusan napas. Hasilnya juga bisa diketahui sangat cepat, sekitar dua menit tanpa memerlukan reagen maupun bahan kimia lainnya.
Fleksibilitas penggunaan GeNose C19 memungkinkan penempatannya di bandara, stasiun, terminal, rumah sakit, perkantoran, atau kampus. Juga, di tempat umum lainnya seperti tempat wisata dan pusat perbelanjaan, sehingga masyarakat diharapkan dapat beraktivitas dengan aman dan nyaman dalam rangka pemulihan ekonomi.
Baca: Ada CePAD dan GeNose, Menristek Berharap Tiada Lagi Impor Rapid Test
Produk rapid test CePAD yang dikembangkan Unpad juga berfungsi melakukan deteksi cepat melalui uji antigen virus korona diambil dari sampel nasal swab. Uji ini mendeteksi protein virus dengan viral load tinggi di awal infeksi.
Hasil dari tes CePAD relatif cepat yaitu sekitar 15 menit dengan tingkat akurasi yang tinggi. Tes antigen sendiri sudah mendapat rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta rekomendasi dari Perhimpunan Patologi Klinis Indonesia.
Produk tes CePAD Unpad sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan sejak 4 November lalu. Sejumlah rumah sakit dan laboratorium kesehatan di Jawa Barat sudah menggunakan produk ini.
Kehadiran alat ini sangat diapresiasi, sebab GeNose C19 dapat memperkuat sistem survailans 4T yakni testing, tracing, tracking, serta treatment. Selain itu, gerakan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak guna meminimalkan penyebaran virus corona baru harus terus dilakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News