Pernyataan ini merespons isu vaksin covid-19 Sinovac yang menjadi komoditas politik di Brasil. Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang menolak vaksin Sinovac itu dinilai terkait rivalitas politiknya dengan Gubernur Sao Paolo, Joao Doria. Sao Paolo merupakan wilayah yang ikut bekerja sama dengan Sinovac dalam mengembangkan vaksin lokal di Brasil.
"Indikator vaksin itu dapat dilihat dari tingkat keamanan dan efektivitasnya. Jadi, di luar faktor itu jangan sampai menghentikan proses. Pemerintah sepatutnya terus menjalan uji klinis vaksin," kata Tri Yunis melalui keterangan tertulis, Kamis, 22 Oktober 2020.
Tri Yunis menegaskan, vaksin akan dilihat efikasinya atau kemampuannya melindungi tubuh seseorang.
Baca: Epidemiolog Unair Minta Vaksinasi Bertahap dan Jangan Terburu-buru
Ia menekankan, pandemi nyaris menghentikan seluruh aktivitas manusia di muka bumi. Para produsen dan ilmuwan di dunia pun berlomba-lomba menemukan vaksin untuk menghentikan penyebaran virus korona.
"Dalam konteks ini yang harus diperhatikan adalah bagaimana langkah-langkah vaksinasi kepada masyarakat. Ini sudah darurat," tegasnya.
Tri Yunis optimistis, program ini bisa menghasilkan vaksin lantaran uji coba sebelumnya disebut berlangsung aman. "Harapannya fase tiga ini juga aman," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, sejauh ini uji klinis ketiga kandidat vaksin tahap tiga yang sedang dilakukan di Bandung tidak ada indikasi yang menghambat. PT Bio Farma optimistis jika proses pembuatan vaksin dapat berjalan lancar sesuai jadwal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News