Ilustrasi virus korona. DOK Medcom
Ilustrasi virus korona. DOK Medcom

Penelitian: Tempuyung Berpotensi Sebagai Obat Covid-19

Renatha Swasty • 16 Februari 2023 18:12
Jakarta: Pandemi covid-19 yang terjadi sejak akhir 2019 disebabkan oleh SARS-CoV-2. Virus SARS-CoV-2 ditularkan melalui partikel udara.
 
Hingga sekarang, belum ada antivirus efektif mengobati infeksi SARS-CoV-2 pada pasien. Beberapa kontrol obat-obatan, seperti EIDD-2801 dan PF-07321332 yang digunakan untuk pengobatan SARS-CoV-2 tidak memiliki bukti ilmiah pasti.
 
Obat EIDD2801 atau Molnupiravir diprediksi dapat menghambat proses replikasi SARS-CoV-2 selama masa pertumbuhan fase. Lalu, PF-07321332 atau nirmatrelvir/ritonavir bisa mengganggu aktivitas enzim protease virus.

Namun, beberapa penelitian mengungkap aktivitas EIDD-2801dan PF-07321332 menurun khasiatnya karena beberapa faktor, seperti mutasi virus yang memicu tidak strategis posisi interaksi dan ikatan tidak stabil. Infeksi SARS-CoV-2 pada manusia dapat menghasilkan kondisi badai sitokin akibat pelepasan sitokin proinflamasi oleh sel imun yang dapat menyebabkan kematian.
 
Sel yang terinfeksi oleh SARS-CoV-2 terdiri dari makrofag, epitel, dan dendrit. Virus menginfeksi sel dengan cara berikatan dengan lonjakan glikoprotein dengan pengonversi angiotensin reseptor enzim 2 (ACE-2). Virus memiliki enzim spesifik yang disebut RNAdependent RNA polimerase (RdRp) yang berperan memicu katalisis reaksi replikasi RNA dari templat.
 
Enzim lain, seperti helicase atau NS13, juga berkontribusi memulai replikasi materi genetik virus. Polipeptida yang terbentuk dari sintesis protein akan dipotong oleh Enzim mpro menjadi peptida untuk memasuki perakitan dan tahap pemula dari virus baru.
 
Antivirus SARS-CoV-2 obat dirancang untuk menghambat aktivitas tertentu protein yang berperan dalam proses replikasi virus, seperti glikoprotein, RdRp, Helicase, dan Mpro.
 
Di Indonesia, tempuyung (Sonchus arvensis L.) sangat invasif dari keluarga Asteraceae. Tempuyung digunakan sebagai obat tradisional tanaman obat untuk pengobatan malaria.
 
Tumbuhan ini mengandung berbagai zat aktif senyawa, antara lain flavonoid, saponin, dan polifenol yang telah dilaporkan untuk antioksidan sedang hingga tinggi, hepatoprotektor, nefroprotektif, anti inflamasi, dan aktivitas antibakteri.
 
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis aktivitas penghambatan agen antivirus SARS-CoV-2 dari fraksi n-heksana daun tempuyung. α-Amyrin dan β-amyrin dari fraksi n-heksana daun tempuyung memiliki aktivitas sebagai penghambat SARS-CoV-2 melalui interaksi pada helicase, RdRp, Mpro, dan RBD-Spike.
 
Kedua senyawa tersebut memiliki afinitas pengikatan yang lebih negatif ketimbang obat kontrol dan dapat menghasilkan interaksi ikatan kimia yang stabil dalam kompleks ligan-protein. Namun, hasilnya hanya komputasional, sehingga harus divalidasi melalui pendekatan penelitian in vivo dan in vitro.
 
Dari penelitian ini dapat disimpulkan daun tempuyung diduga memiliki antivirus SARS-CoV-2 melalui aktivitas penghambatan oleh α-amyrin dan β-amyrin. Pemanfaatan tempuyung sebagai obat anticovid-19 masih mebutuhkan banyak penelitian lanjutan.
 
Referensi:
https://unair.ac.id/tempuyung-berpotensi-sebagai-obat-covid-19-secara-komputasional/
 
Baca juga: Oral Thin Film untuk Terapi Sariawan Hasil Inovasi Peneliti Unair

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan