“Pemanfaatan bakteri endofit untuk pengendalian hama dan penyakit, termasuk fitonematoda, merupakan alternatif pengendalian yang saat ini semakin berkembang karena dianggap lebih aman dan berkelanjutan,” papar Munif saat konferensi pers Pra Orasi Guru Besar IPB University dalam keterangan tertulis, Senin, 29 Mei 2023.
Munif menjelaskan selama ini pengelolaan kesehatan tanaman dan pengendalian hama dan penyakit tanaman pada umumnya lebih banyak mengandalkan pestisida kimia sintetis. Penggunaan bahan kimia sintetis sering menimbulkan dampak terhadap lingkungan, keracunan, terbunuhnya mikroba bermanfaat dan musuh alami serta memunculkan hama dan patogen yang lebih resisten.
Dia memaparkan bakteri endofit adalah bakteri yang hidup di dalam jaringan tanaman tanpa menimbulkan gejala sakit pada tanaman inangnya. Bahkan, tanaman mendapatkan manfaat dari keberadaannya, simbiosis mutualisme.
“Bakteri endofit berperan memacu pertumbuhan dan meningkatkan hasil tanaman. Bakteri ini bisa meningkatkan kesehatan tanah dari polusi dan senyawa yang beracun dan meningkatkan kesehatan dan perlindungan tanaman,” jelas dia.
Munif menjelaskan beberapa keunggulan bakteri endofit sebagai agens biokontrol antara lain aman bagi manusia, musuh alami dan lingkungan. Kemudian selektivitas tinggi, sehingga dapat mencegah timbulnya resistensi hama dan patogen. Produk tanaman yang dihasilkan lebih aman dari residu pestisida dan saat ini bakteri endofit tersedia berlimpah di alam.
“Keunggulan lainnya, bakteri ini juga dapat mengolonisasi jaringan tanaman inang tanpa menimbulkan gejala. Penggunannya juga dapat menghemat biaya karena mudah diisolasi dan diperbanyak pada media buatan. Dan perkembangbiakannya cepat, tidak berpotensi sebagai patogen serta daya adaptasinya luas terhadap lingkungan,” papar dia.
Hasil penelitian Munif menunjukkan bakteri endofit dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan mengendalikan cendawan patogen. Seperti penyakit busuk seludang pada padi dan busuk umbi pada bawang merah hingga mencapai 50 persen.
“Contoh lainnya, pada tanaman tomat dan padi, bakteri endofit Pantoea agglomerans dan Micrococcus endophyticus dapat mengurangi hingga 50 persen infeksi Meloidogyne incognita dan M graminicola,” ungkap dia.
Bakteri endofit Ochrobactrum sp, Bacillus sp dan konsorsium bakteri endofit juga terbukti efektif menekan infeksi Radopholus similis, Pratylenchus coffeae dan Meloidogyne spp pada tanaman lada, kopi, dan pisang hingga 60 persen.
“Bakteri endofit sangat potensial dikembangkan menjadi produk hayati, seperti biofertilizers, biostimulant, biopriming, dan agens biokontrol dalam mendukung produksi pangan yang berkelanjutan dan sekaligus memastikan lingkungan hidup yang sehat bagi generasi penerus,” tutur dia.
Baca juga: Kisah Widya Hasian Situmeang, Gandeng Generasi Z untuk Regenerasi Petani |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id