Ilustrasi ITS. DOK ITS
Ilustrasi ITS. DOK ITS

Profesor ITS Kembangkan Surfaktan Ramah Lingkungan untuk Cegah Pencemaran

Renatha Swasty • 16 November 2023 22:12
Jakarta: Guru Besar Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Lailatul Qadariyah, mengembangkan surfaktan ramah lingkungan berbahan dasar nabati. Hal ini lataran sulitnya proses degradasi limbah surfaktan yang menyebabkan terjadinya pencemaran yang dapat merusak lingkungan.
 
Profesor ke-171 ITS ini mengatakan surfaktan yang selama ini beredar di pasaran masih menggunakan bahan dasar dari turunan minyak bumi. Bahan jenis ini tidak dapat diperbarui dan limbah bekas pakainya sulit terurai.
 
Arin mencetuskan alternatif surfaktan berbahan dasar nabati, yakni dari minyak kelapa sawit. Dia mengungkapkan minyak kelapa sawit dipilih karena ketersediaan sumber daya bahan bakunya melimpah.

Tak hanya itu, tingginya kandungan asam lemak jenuh seperti asam palmitat dan asam oleat pada minyak kelapa sawit juga berpotensi tinggi untuk diolah sebagai bahan dasar surfaktan.
 
“Untuk jenis surfaktannya sendiri yang dikembangkan pada penelitian ini adalah Methyl Ester Sulfonate (MES),” ujar Arin dalam keterangan tertulis, Kamis, 16 November 2023.
 
Dia memaparkan MES merupakan surfaktan anionik yang digunakan sebagai bahan aktif dalam produk detergen dan peningkatan efektivitas pengeboran minyak bumi. MES dibuat dengan mereaksikan minyak kelapa sawit dan metanol.
 
Kemudian, untuk mempercepat terjadinya reaksi ditambahkan katalis basa yang selanjutnya menjadi metil ester. “Setelahnya, metil ester disulfonasi untuk menjadi MES,” jelas Arin tentang penelitian yang dituangkannya dalam orasi ilmiah pengukuhannya sebagai profesor di ITS.
 
Peraih Satya Lancana X Tahun 2015 ini mengungkapkan MES yang dikembangkan ini dapat menjadi solusi alternatif ramah lingkungan karena sifatnya mudah terurai serta pembusaan rendah. Selain itu, sifat detergensinya juga lebih baik dibandingkan dengan surfaktan biasa.
Penggunaan bahan terbarukan juga membuatnya dapat diproduksi lebih masif dengan biaya lebih rendah. “Hal ini membuat surfaktan ini layak sekali bersaing di pasaran,” tutur dia.
 
Selain bahan baku, Arin menyampaikan kebaruan metode yang divariasikan pada penelitian ini terletak pada metode pemanasan berbeda dari pemanasan konvensional biasa. Pemanasan yang digunakan pada penelitian ini adalah pemanasan menggunakan microwave serta gelombang ultrasonik.
 
Dengan variasi dua metode tersebut didapatkan hasil serta waktu pemanasan lebih singkat. “Sehingga efisiensi produksinya juga meningkat,” ujar lulusan doktoral Teknik Kimia ITS ini.
 
Arin mengatakan ke depan pengembangan produk tersebut akan terus dilanjutkan hingga menjadi produk konsumsi dan dapat dikomersialisasi. Dia berharap penelitian yang digarapnya selama empat tahun ini dapat berkontribusi untuk keselamatan lingkungan, kesejahteraan masyarakat, serta keberlanjutan masa depan bangsa.
 
Baca juga: Guru Besar ITS Dorong Kampus Kembangkan Alutsista Ramah Lingkungan

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan