Peneliti UGM kembangkan metode deteksi aliran fluida dalam tanah. DOK UGM
Peneliti UGM kembangkan metode deteksi aliran fluida dalam tanah. DOK UGM

Peneliti UGM Kembangkan Metode Deteksi Aliran Fluida dalam Tanah

Renatha Swasty • 22 November 2022 19:39
Jakarta: Emisi karbon telah menjadi persoalan global. Beragam cara dilakukan untuk mengurangi emisi karbon, seperti pengembangan sumber energi alternatif, meningkatkan efisiensi bahan bakar kendaraan, dan pengembangan riset-riset untuk pengurangan emisi karbon.
 
Salah satunya, yang dilakukan peneliti FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM).  Mereka mengembangkan metode pendeteksi aliran fluida di dalam tanah, menggukanakan metode self potential and electric resistivity tomography, yang salah satunya bisa digunakan untuk mendukung upaya menangkap karbon.
 
Pengembang metode pendeteksi aliran fluida dalam tanah, Wiwit Suryanto, dan tim dari Laboratorium Geofisika menyebut metode ini sebelumnya telah dikembangkan untuk mendeteksi keberadaan sungai di bawah tanah. Lalu, saat ini metode dikembangkan lebih lanjut untuk terapan carbon capture untuk mengembalikan karbon ke reservoar minyak bumi di dalam tanah.

Apabila sebelumnya dalam proses pengangkatan minyak bumi menghasilkan bahan bakar untuk industri dan  transportasi, karbon akan dilepaskan di atmosfer dan menjadi polutan. Maka, dengan metode ini karbon yang ada dikumpulkan.
 
Selanjutnya, karbon yang telah terkumpul tidak dilepaskan ke atmosfer namun diinjeksi kembali ke reservoar di dalam tanah. Sehingga, tidak mencemari udara dan mengurangi kadar karbon di udara.
 
“Nah saat proses injeksi karbon ini kan harus dipantau. Karbon bertekanan tinggi ini berbentuk fluida (cair) dipantau pergerakannya untuk memastikan supaya tidak keluar lagi, dipastikan kembali ke rumahnya lagi,” papar dosen departemen Fisika Program Studi Geofisika UGM ini dikutip dari laman ugm.ac.id, Selasa, 22 November 2022.
 
Dia menjelaskan metode deteksi ini dikembangkan sejak awal 2022 bekerja sama dengan Pertamina untuk jangka waktu tiga tahun ke depan. Saat ini, pengembangan dilakukan dalam skala laboratorium.
 
Rencananya, pada 2023 metode ini akan dikembangkan dalam skala pilot project yang akan diimplementasikan di lapangan minyak milik Pertamina.
 
“Hasilnya cukup menjanjikan. Metode ini bisa melihat adanya perubahan tahanan jenis tanah (resistivity) yang bisa dideteksi di permukaan saat injeksi fluida,” tutur dia.
 
Baca juga: Kisah Perjuangan Mahasiswa UGM Bawa Semar Proto Jadi Mobil Listrik Terhemat Se-Asia

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan