Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Anosmia pada Pasien Covid-19, Ini Penjelasan Dokter RSA UGM

Arga sumantri • 26 Februari 2021 10:57
Yogyakarta: Anosmia atau hilangnya kemampuan penciuman menjadi salah satu gejala yang dialami pada pasien covid-19. Pertanyaannya, apakah gejala ini sifatnya sementara atau permanen?
 
Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan-Bedah Kepala Leher Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Mahatma Sotya Bawono, mengatakan, kemampuan penciuman dapat kembali normal atau sembuh dari anosmia pada pasien covid-19 cukup beragam. Anosmia bisa sembuh selama beberapa minggu atau hitungan bulan. Kendati begitu, dalam beberapa kasus anosmia, bersifat permanen.
 
"Ada yang bisa pulih dari anosmia, tetapi ada yang menetap atau tidak pulih. Namun, sejauh ini lebih banyak yang pulih," jelas Boni, sapaannya, mengutip siaran pers UGM, Jumat, 26 Februari 2021.

Boni mengungkapkan ada pasien covid-19 yang ditanganinya lama pulih dari anosmia. Hingga dua bulan setelah terjangkit virus korona, tak kunjung menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada kemampuan penghidu atau penciumannya.
 
"Salah satu pasien saya ada yang sampai dua bulan usai terkena covid-19 tidak juga pulih," ujarnya.
 
Baca: Peneliti LIPI: Mutasi Baru Mungkin Terbentuk dari Gabungan 2 Varian Covid-19
 
Saat ini, kata dia, memang belum ada panduan standar untuk membantu mengembalikan fungsi penciuman pasien covid-19. Meskipun demikian,  terapi atau latihan dengan memberikan stimulasi pada indera penciuman dapat dilakukan guna mendorong kesembuhan. 
 
Misalnya, berlatih mengendus setiap hari dengan menggunakan aroma berbeda-beda. Contohnya aroma lemon, minyak atsiri, kopi, dan lainnya. "Penggunaan aroma-aroma tersebut dapat untuk melatih penghidu. Berhasil tidaknya ini tentu tergantung dari derajat kerusakannya," terangnya. 
 
Hilangnya kemampuan penciuman ini memiliki akibat yang tidak bisa disepelekan. Sebab, kata dia, bisa berdampak pada kualitas hidup seseorang.
 
"Kalau tidak bisa menghidu, nanti aroma makanan juga tidak bisa tercium dan ini dapat menurunkan selera makan. Dalam jangka panjang bisa memengaruhi kualitas hidup," urainya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan