“Yang jelas, saya yakin ini bukan bagian dari sesar Cimandiri, meskipun arahnya sama,” kata Ismawan dikutip dari laman unpad.ac.id, Rabu, 23 November 2022.
Ismawan menjelaskan kawasan Cugenang yang menjadi episenter gempa Cianjur berjarak 10 kilometer di sebelah utara jalur patahan Cimandiri. Jalur sesar Cimandiri bermula dari Palabuhanratu lalu membentang ke arah timur dan berbelok ke utara di sekitar kawasan episenter gempa kemarin.
Dia menyebut dugaan ini juga diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan lebar dari sesar Cimandiri sekitar 8-10 meter. Selain itu, kontur dari sesar Cimandiri memiliki kemiringan ke arah selatan, sehingga lokasi episenter gempa dengan kedalaman 10 kilometer dipastikan berada di luar jalur sesar tersebut.
Ismawan menganalisis gempa diduga akibat pergerakan sesar baru yang belum banyak diketahui orang. Dia menyebut belum banyak diketahui karena bisa jadi jejak-jejak pelurusan sesar tersebut tertutupi beberapa faktor.
Dia menduga bila melihat lokasi episenter yang berada dekat dengan Gunung Gede, kemungkinan jejak-jejak sesar tersebut tertutupi oleh endapan gunung api.
“Ini dimungkinkan karena kalau sesar lama biasanya ada jejak-jejak pelurusan yang menunjukkan di situ ada sesar. Di sana karena batuan vulkanik, jejak pelurusannya itu kelihatan tidak ada,” ujar dia.
Ismawan mengatakan dilihat dari focal mechanism gempa Cianjur ada dua kemungkinan jalur sesar yang belum teridentifikasi tersebut, yaitu barat-timur atau utara-selatan. Namun, kemungkinan besar jalur sesar tersebut mengarah barat-timur.
Dia membantah gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas gunung api. “Justru sebaliknya, dikhawatirkan aktivitas sesar tersebut apakah akan memicu aktivitas vulkanik atau tidak,” tutur dia.
Ismawan mengatakan gempa Cianjur memiliki kekuatan cukup besar. Hal ini diperparah dengan lokasi episenter di daratan serta kedalaman gempa cukup dangkal, yaitu 10 kilometer. Hal ini menyebabkan banyak bangunan di atasnya menjadi rusak parah.
“Sesar-sesar yang di darat memang tidak akan menimbulkan tsunami, tetapi akibat primernya itu gedung-gedung banyak yang roboh. Kalau kedalamannya cukup dangkal, gempa kecil pun bisa merusak,” ujar dia.
Gempa Cianjur menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang hidup di kawasan patahan. Analisis mengenai gempa dipicu pergerakan sesar baru menandakan bisa jadi ada banyak sesar baru yang belum teridentifikasi dan dapat memicu gempa cukup serius.
“Kemarin kejadian satu daerah yang selama ini tidak disinggung ada patahan ternyata menghasilkan gempa bumi cukup besar. Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran,” tutur Ismawan.
Selain itu, dampak peristiwa gempa bumi tidak hanya dilihat dari besaran magnitudo, tetapi juga kedalamannya. Gempa dengan magnitudo tidak besar, tetapi dengan kedalaman yang dangkal tetap akan menimbulkan efek besar.
Ismawan juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada mengenai bahaya gempa tektonik. Edukasi dan sosialisasi mengenai kawasan sesar perlu diperkuat di masyarakat, terutama bagi masyarakat yang benar-benar tinggal di jalur patahan. Hal ini mendorong masyarakat makin sadar akan potensi sesar tersebut.
“Meskipun di daerah kita disebutkan jauh dari patahan, kita tidak tahu ternyata ada beberapa retakan yang mungkin kita belum tahu,” kata Ismawan.
| Baca juga: Badan Geologi Jelaskan Penyebab Gempa Cianjur Kawasan Rawan Bencana |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id