Matahari. DOK
Matahari. DOK

Kapan Cuaca Panas Berakhir? Begini Penjelasan BMKG

Renatha Swasty • 16 Oktober 2025 09:52
Jakarta: Beberapa hari terakhir masyarakat di sejumlah wilayah Indonesia mengeluhkan kondisi cuaca yang sangat panas. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan cuaca panas dengan suhu maksimum mencapai 37,6°C  disebabkan oleh kombinasi gerak semu matahari dan pengaruh Monsun Australia. 
 
Kapan cuaca panas ini berakhir? Yuk simak penjelasannya berikut ini:
 
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan penyebab utama suhu panas ini adalah posisi gerak semu matahari yang pada bulan Oktober berada di selatan ekuator. Faktor lainnya adalah penguatan angin timuran atau Monsun Australia yang membawa massa udara kering dan hangat sehingga pembentukan awan minim serta radiasi matahari dapat mencapai permukaan bumi secara maksimal.

“Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan, seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah Indonesia” kata Guswanto dalam siaran pers dikutip Kamis, 16 Oktober 2025. 
 
Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengungkapkan data BMKG mencatat pengamatan suhu maksimum mencapai di atas 35°C menyebar luas di seluruh wilayah Indonesia. Wilayah yang paling berdampak suhu tinggi meliputi sebagian besar Nusa Tenggara, Jawa bagian barat hingga timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi bagian selatan dan tenggara, serta beberapa wilayah Papua.
 
Pada 12 Oktober 2025, suhu tertinggi tercatat sebesar 36,8°C di Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jawa Barat). Kemudian, suhu sedikit menurun menjadi 36,6°C di Sabu Barat (NTT) pada 13 Oktober 2025.
  Lebih lanjut, suhu kembali meningkat pada 14 Oktober 2025, berkisar antara 34-37°C. Beberapa wilayah seperti Kalimantan, Papua, Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menunjukkan suhu maksimum 35-37°C. Wilayah Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua) juga menunjukkan peningkatan suhu hingga 37,6°C.
 
"Konsistensi tingginya suhu maksimum di banyak wilayah menunjukkan kondisi cuaca panas yang persisten, didukung oleh dominasi massa udara kering dan minimnya tutupan awan,” jelas Andri.
 
Kondisi ini diprakirakan masih akan berlanjut hingga akhir Oktober atau awal November 2025. BMKG memprakirakan potensi hujan lokal akibat aktivitas konvektif masih dapat terjadi pada sore hingga malam hari, terutama di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua. 
 
BMKG mengimbau masyarakat menjaga kesehatan dengan mencukupi kebutuhan cairan dan menghindari paparan sinar matahari langsung dalam waktu lama, khususnya pada siang hari. 
 
"Tetap waspada terhadap potensi perubahan cuaca mendadak seperti hujan disertai petir dan angin kencang pada sore atau malam hari," tambah Guswanto.
 
Jadi, cuaca panas masih akan berlanjut hingga awal November 2025. Pantau terus secara berkala informasi cuaca terkini dan peringatan dini melalui situs resmi bmkg.go.id, akun media sosial BMKG, atau aplikasi Info BMKG untuk mengantisipasi dampak cuaca terhadap aktivitas sehari-hari.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan