Suwignyo mengatakan kasus stunting di Indonesia masih menjadi perhatian serius karena dampak buruk stunting memengaruhi kualitas SDM generasi muda ke depan. Salah satu solusi dalam pemberantasan stunting adalah pemenuhan asupan zat gizi berkualitas tinggi secara konsisten dan berkesinambungan kepada ibu hamil, menyusui, dan bayi berusia sampai minimal umur enam bulan dalan bentuk makan pendamping air susu ibu.
Sumber zat gizi yang paling lengkap adalah telur dan susu. Dia mengatakan makanan telur fungsional dapat mengatasi masalah stunting karena dapat memenuhi asupan mineral mikro seperti zat besi (Fe) dan seng (Zn) pada anak Indonesia.
“Inovasi telur dengan kandungan tinggi zat besi dan seng sangat diperlukan. Untuk menghasilkan telur fungsional yang menghasilkan kandungan zat besi dan seng dipengaruhi dari pakan hijauan pada ransum ayam,” ujar dia dikutip dari laman ugm.ac.id, Rabu, 6 September 2023.
Berdasarkan hasil riset Suwignyo, tanaman Kacang Ratu BW atau Alfalfa tropik pada formula pakan dapat dijadikan solusi untuk menghasilkan produk telur bergizi tinggi. Sebab, tanaman ini mengandung protein tinggi, asam amino esensial, kalsium, dan phospor.
“Kandungan Fe dan Zn yang tinggi pada Kacang Ratu BW bisa menjadi komponen pakan pada ayam karena dapat memengaruhi kandungan FE dan Zn pada telur yang dihasilkan,” papar dia.
Adapun kandungan Zn pada Kacang Ratu BW mencapai 67 mg/kg atau dua kali lipat dari kandungan Zn pada beras. Sementara itu, kandungan zat besi pada Kacang Ratu BW mencapai 0,042 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan berbagai jenis makanan sumber zat besi lainnya, seperti daging merah, seafood, tahu, sayuran hijau, dan kacang-kacangan lainnya.
Suwignyo mengatakan susu juga merupakan produk peternakan dengan kandungan nutrisi lengkap. Sayangnya, produksi susu di Indonesia belum mencukupi kebutuhan nasional.
Apalagi 80 persen pasokan susu Indonesia masih impor dari total kebutuhan nasional yang mencapai 4,4 juta ton per tahun. Produksi susu sapi perah di Indonesia rata-rata berkisar 3.000-4.000 liter per masa laktasi atau 10 liter per ekor per hari.
“Berbeda dengan produksi susu sapi perah di negara beriklim subtropis bisa mencapai 7.421 kg per laktasi atau dua kalinya dari Indonesia,” papar dia.
Suwignyo menyebut pakan hijauan Kacang Ratu BW bisa meningkatkan produksi susu dari ternak sapi perah karena proporsi hijauan harus mencapai 60-70 persen dan proporsi konsentrat capai 30-40 persen. “Legum Kacang Ratu BW berpotensi menjadi sumber pakan untuk meningkatkan produktivitas sapi atau kambing perah di Indonesia,” kata dia.
Dalam hitungannya, bila setiap peternak sapi perah menanam Kacang Ratu BW, produktivitas ternak sapi perah dipastikan meningkat. Sebab, Kacang Ratu BW dapat menghasilkan panen 8 hingga 13 ribu ton per hektare segar dengan masa panen per 30 hari.
“Dalam satu tahun bisa menghasilkan 120 ton per hektarr,” ujar dia.
Baca juga: Sempat Berkarier di KLHK, UGM Beri Gelar Doktor HC kepada Wahjudi Wardojo |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News