"Inovasi berbasis riset telah dilakukan, di mana telah dikembangkan lampu LED berbasis partikel berukuran nanometer yang bernama quantum dots," ungkap Isnaeni dalam Sidang Terbuka Pengukuhan Profesor Riset BRIN dikutip dari laman brin.go.id, Jumat, 26 April 2024.
Sementara itu, di bidang lingkungan telah dikembangkan teknik pengolahan limbah menjadi partikel quantum dots karbon dan teknik deteksi logam berat pada perairan menggunakan quantum dots. Isnaeni menjelaskan dalam menghadapi tantangan ini, ia melihat kemajuan terbaru dalam bidang riset nanoteknologi dan material maju, khususnya terkait quantum dots.
Quantum dots adalah partikel berskala nanometer dengan sifat unik yang memiliki potensi besar dalam berbagai aplikasi. Termasuk, dalam pengembangan lampu LED dan teknologi pengolahan limbah.
Salah satu inovasi terbaru yang ditekankan Isnaeni adalah quantum dots karbon. Jenis quantum dots ini dapat dibuat dari limbah domestik dan memiliki beberapa keunggulan signifikan.
Selain memiliki sifat optik yang baik dan mudah disintesis, quantum dots karbon juga memiliki nilai ekonomi tinggi dan tingkat toksisitas yang rendah.
"Pentingnya penelitian ini tergambar dalam fakta bahwa quantum dots karbon dapat disintesis menggunakan peralatan laboratorium yang sederhana, bahkan dengan menggunakan peralatan yang biasa kita gunakan di rumah," tutur dia.
Sebagai contoh, quantum dots karbon yang tidak beracun dapat disintesis dari bahan seperti gula pasir dan air. Kemajuan ini, memperluas aplikasi quantum dots dalam pengembangan lampu LED.
Quantum dots karbon mampu menghasilkan konversi warna pada LED, mulai dari biru dan hijau hingga warna pendaran kuning, merah, dan jingga. Keunikan ini menciptakan terobosan dalam riset quantum dots, di mana satu jenis quantum dots karbon mampu menghasilkan berbagai warna LED.
"Satu Quantum Dots Karbon menghasilkan banyak warna, sehingga efisiensi LED dengan Quantum Dots Karbon menyamai lampu neon. Bahan juga murah dan mudah dibuat, dan ini dapat mendorong industri kreatif," sebut peneliti yang telah menghasilkan 141 karya tulis ilmiah itu.
Namun, tidak hanya dalam bidang pencahayaan, quantum dots karbon juga menunjukkan potensi besar dalam deteksi logam berat pada perairan. Sensitivitasnya yang tinggi terhadap logam berat membuatnya menjadi kandidat ideal untuk aplikasi sensor, terutama dalam memantau polusi logam berat pada perairan sungai, danau, dan lautan.
Isnaeni menuturkan riset tentang quantum dots, khususnya quantum dots karbon tidak hanya menjadi tren riset global. Tetapi juga menjadi salah satu bidang riset prioritas dalam dokumen Rencana Induk Riset Nasional.
Keberlimpahan sumber daya alam di Indonesia memberikan peluang besar bagi pengembangan dan pemanfaatan quantum dots yang hasilnya tidak hanya akan berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga akan dirasakan oleh masyarakat Indonesia secara langsung.
"Saya harapkan riset ini dapat mendorong para periset untuk terus melanjutkan riset mengenai pengembangan dan pemanfaatan quantum dots, terutama yang berasal dari sumber daya alam," kata dia.
Apalagi, sumber daya yang dimiliki Indonesia sangat melimpah dan dapat menjadi aset besar bagi pengembangan riset quantum dots. Hal ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi perkembangan sains saja, tetapi juga bagi masyarakat Indonesia.
| Baca juga: Antibodi Buatan 'Spikebodies' Inovasi BRIN, Cegah Infeksi SARS-CoV-2 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
