Penandatanganan kerja sama UI dan BRIN dalam pengembangan bahan baku obat dari biota laut. DOK UI
Penandatanganan kerja sama UI dan BRIN dalam pengembangan bahan baku obat dari biota laut. DOK UI

Farmasi UI Gandeng BRIN Kembangkan Bahan Baku Obat dari Biota Laut

Renatha Swasty • 19 Januari 2023 11:23
Jakarta: Indonesia dikenal sebagai negara megabiodiversitas karena memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Data dari National Geographic Indonesia pada 2019 mencatat biodiversitas daratan Indonesia menempati posisi kedua setelah Brasil.
 
Apabila biodiversitas daratan ditambahkan dengan biodiversitas lautan, Indonesia bisa menjadi negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Sebab, Indonesia merupakan negara maritim yang kaya biota laut.
 
Pada 2021, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merilis ada sekitar 15.000 jenis tumbuhan di Indonesia yang berpotensi sebagai obat, namun baru 7.000 spesies yang digunakan sebagai bahan baku obat. Sementara itu, di ekosistem pesisir, Indonesia memiliki 18 persen terumbu karang dunia dan beragam biota laut lainnya yang dapat dimanfaatkan dalam bidang farmakologi untuk bahan obat-obatan alami, kosmetik, dan suplemen.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FF UI) menggandeng Pusat Riset Vaksin dan Obat, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memanfaatkan hal itu dengan mengembangkan bahan baku obat dari biodiversitas bahan alam Indonesia. Kolaborasi ini diresmikan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama oleh Dekan FF UI, Arry Yanuar, dan Kepala Pusat Riset Vaksin dan Obat BRIN, Masteria Yunovilsa Putra, pada Rabu, 18 Januari 2023.
 
Ke depan, FF UI dan BRIN akan menginvestigasi senyawa bioaktif dari tanaman dan bahan laut dengan metode metabolomik untuk mengidentifikasi senyawa sekunder yang bisa dimanfaatkan dalam pembuatan obat. Senyawa tersebut kemudian dikelompokkan sesuai dengan prospek pengobatan penyakit tertentu, misalnya kanker, diabetes, dan sebagainya.
 
“Selama ini pemanfaatan bahan untuk obat masih banyak dari tanaman dan herbal. Kali ini, kami akan perluas sampai ke biota laut dan mengembangkan basis datanya," kata Arry dikutip dari laman ui.ac.id, Kamis, 19 Januari 2023.
 
Arry menjelaskan dalam beberapa waktu terakhir, FF UI dan BRIN telah melakukan riset pengembangan obat covid-19 dari biota laut. Dari riset tersebut, pihaknya akan mempublikasinya dan menguji coba lebih lanjut aktivitasnya.
"Kami berharap ada produk lain yang dihasilkan dan ke depannya dapat bersinergi dengan mitra industri,” kata Arry.
 
Kerja sama FF UI dan BRIN juga melingkupi pertukaran informasi dan keahlian dalam bidang biologi farmasi, seperti studi metabolomik pemurnian, uji bioaktivitas, dan elusidasi struktur kimia. Keduanya juga bekerja sama dalam peningkatan kompetensi periset, dosen, mahasiswa, dan pranata laboratorium.
 
Lalu, pemanfaatan sarana dan prasarana masing-masing pihak; penyusunan publikasi dan dokumen kekayaan intelektual hasil kegiatan bersama; pertukaran dan pemanfaatan data dan informasi; serta monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan.
 
“Ini adalah awalan yang bagus bagi kita. Ke depannya, tidak hanya untuk Pusat Kolaborasi Riset (PKR), kami berharap kita bisa mengembangkan produk-produk biologi. Saat ini, BRIN sedang mengembangkan vaksin tuberkulosis dan monoclonal antibody. Saya dengar UI juga sedang mengembangkan vaksin yang sama. Semoga kita bisa mengembangkan ini bersama-sama,” kata Masteria.
 
Baca juga: Guru Besar Unair Ungkap Strategi Pengembangan Bahan Baku Obat di Indonesia

 
(REN)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif